Jumlah pengunjung di Tugu Khatulistiwa Pontianak mengalami peningkatan hingga lebih dari 200 persen sepanjang peristiwa kulminasi matahari yang berlangsung tanggal 21-23 September 2019 dibanding hari biasanya.Tingkat kunjungan Tugu Khatulistiwa bisa mencapai lebih 200 persen setiap terjadinya kulminasi dibandingkan hari biasa
"Tingkat kunjungan Tugu Khatulistiwa bisa mencapai lebih 200 persen setiap terjadinya kulminasi dibandingkan hari biasa," ujar Staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pontianak, Toni di Tugu Khatulistiwa Pontianak, Senin.
Ia mengatakan selain wisata lokal banyak juga wisata nusantara yang berkunjung ke Tugu Khatulistiwa untuk menyaksikan peristiwa alam, hari tanpa bayang tersebut, termasuk juga wisatawan mancanegara juga selalu ada ketika kulminasi matahari.
‘’Pada hari biasa orang yang berkunjung ke Tugu Khatulistiwa kalau tidak ada kegiatan atau peristiwa alam kulminasi matahari, sekitar seratus orang. Kemudian meningkatkan pada hari Sabtu dan Minggu, bisa mencapai dua ratus orang lebih," kata Toni.
Ia memaparkan bahwa untuk bulan September 2019, data sementara wisatawan paling banyak itu dari Malaysia mencapai 200 wisatawan. Kemudian 36 wisatawan dari Amerika Serikat, dan 34 wisatawan dari China, serta beberapa lagi wisatawan nusantara dan lokal.
"Kunjungan bulan ini memang lebih sedikit dibandingkan bulan-bulan lainnya. Biasanya setiap bulan untuk wisatawan bisa mencapai 600 wisatawan. Biasanya lebih banyak lagi saat titik Kulminasi Matahari. Mungkin faktor kabut asap," kata Toni.
Sementara untuk peringatan terjadinya kulminasi matahari yang terjadi dua kali setahun, Maret dan September setiap tanggal 21 - 23 Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak selalu menggelar Festival Kulminasi Matahari.
Untuk perhelatan Festival Kulminasi Matahari 2019 diisi sejumlah agenda menarik seperti tarian budaya, edukasi kulminasi, pelatihan lomba mie sagu, festival kopi pancong ,dan berbagai acara lainnya.
Baca juga: Kostum Tugu Khatulistiwa meriahkan Pawai Budaya Nusantara Apeksi
Pewarta: Dedi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019