"Sebagian besar jalan yang hancur masuk ke wilayah Margaluyu, kondisi jalan yang belasan tahun rusak tersebut seperti sungai kering, dengan tanah merah dan bebatuan berukuran besar," kata Kepala Desa Sukajadi, Dadang pada wartawan Senin.
Sejak belasan tahun terakhir, jalan utama antar desa yang menghubungkan Desa Sukajadi dan Margaluyu sepanjang tiga kilometer itu, merupakan milik kabupaten yang sudah tidak layak disebut jalan karena mirip kubangan kerbau di tengah sawah.
Rusaknya jalan tersebut mengakibatkan aktivitas pendidikan, ekonomi dan kesehatan terhambat, kondisi jalan yang rusak berat itu, membuat kecelakaan tunggal pengendara khususnya sepeda motor sudah tidak terhitung setiap harinya.
Ketika hujan turun beberapa pekan terakhir, membuat jalan sulit dilalui karena landasan jalan tertutup lumpur tebal, sehingga pengendara yang hendak melintas kerap terjatuh atau kendaraan roda empat tidak dapat melintas.
"Kalau digambarkan kondisinya sudah tidak layak disebut jalan, kalau musim panas berdebu dan licin, kalau musim penghujan seperti kubangan di tengah sawah, sulit dilalui pejalan kaki apalagi pengendara," katanya.
Jalan yang rusak membuat akses masyarakat menjadi sulit terutama untuk aktifitas perekonomian karena warga kesulitan mendapatkan sarana transportasi seperti truk atau kendaraan besar lainnya.
"Untuk menjual hasil pertanian, masyarakat harus mengeluarkan biaya yang cukup besar karena resiko kendaraan terbalik atau terjebak di jalan rusak sudah menjadi tontonan biasa," katanya.
Pihaknya telah berkali-kali mengajukan perbaikan jalan tersebut ke Pemkab Cianjur, baik melalui desa atau langsung ke Bupati Cianjur, Namun hingga saat ini belum ada kejelasan kapan akan diperbaiki.
"Tahun lalu sempat dianggarkan dan masuk dalam list pembangunan. Tapi ternyata sampai sekarang tidak ada realisasi. Tidak tahu sampai kapan harapan kami memiliki jalan yang mulus seperti wilayah lain akan terwujud," katanya.
Kepala Desa Margaluyu, Uan, mengatakan permohonan perbaikan jalan tersebut telah diajukan sejak bupati terdahulu hingga Plt Bupati Herman Suherman, namun pengajuan tersebut tidak pernah mendapat jawaban.
'Kalau angin surga sudah sering kami dapatkan, bahkan rencananya tahun ini akan ada pembangunan dari dana CSR perusahaan. Namun kenyataanya sudah mau akhir tahun belum ada tanda-tanda jalan ini akan diperbaiki," katanya.
Dia dan ribuan warga di dua desa yang berjarak beberapa puluh kilometer dari pusat kota Cianjur, berharap pemerintah merealisasikan janji yang kerap diucapkan segera melakukan pembangunan yang merata.
"Kami yang berjarak tidak lebih 20 kilometer dari pusat kota Cianjur, belum mendapatkan janji tersebut. Harapan kami keinginan warga segera terwujud untuk meningkatkan roda perekonomian," katanya.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019