"Sebenarnya sudah puluhan tahun terjadi seperti ini, kalau ada satu dua titik warga sudah tau penangananya. Tapi untuk kali ini, saya berharap agar ada penangan lebih cepat dari pemerintah," kata Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD Surabaya, William Wirakusuma saat meninjau lokasi semburan lumpur.
Menurut dia, saat ini pihak kepolisian sudah memberi garis pembantas agar warga yang melihat tidak mendekat di sumber semburan lumpur. Rencananya pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan datang untuk melihat secara langsung semburan lumpur tersebut.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya berharap pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya bersama ESDM segera melakukan tindakan agar semburan lumpur tidak semakin besar dan membuat warga menjadi resah.
Baca juga: Semburan lumpur keluar di rumah warga di Surabaya
Salah satu pegawai Bagian SDM PT Klasik Prima Karpet, Waskita sebelumnya mengatakan dirinya dipanggil oleh pimpinan PT Klasik Prima Karpet, Lisawati untuk mengecek adanya semburan lumpur di rumah dinasnya di Kutisari Indah Utara III/19 sekitar pukul 13.00 WIB.
"Setelah saya lihat ternyata ada semburan lumpur. Saya mencoba menghambat dengan menutup lobang semburan lumpur dengan plastik. Ternyata bisa tersumbat, tapi kemudian pindah ke titik lain. Saya tutup lagi, tapi pindah ke titik lainnya. Saya simpulkan kalau saya tutup berulang-ulang akan muncul di tempat yang lain juga," ujarnya.
Mendapati hal itu, Waskito menghentikan menutup semburan lumpur tersebut dan kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pihak RT dan RW. Beberapa jam kemudian datang pihak kepolsian, kelurahan, kecamatan dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya.
"Mereka bau-membantu memikirkan solusinya," katanya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019