"Di RT dan RW itu ada rapat mingguan, bulanan, ini barang kali perlu dikemukakan lagi, harus dihadiri semua perwakilan kepala rumah tangga, jangan hanya orang-orang yang biasa hadir saja," kata Camat Cilincing, M Alwi kepada Antara saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Baca juga: RT tingkatkan pengawasan usai penggerebekan terduga teroris Cilincing
Baca juga: Terduga teroris Cilincing dikenal pemuda berprestasi bidang olahraga
Alwi mengakui peristiwa penggerebekan terduga teroris di Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing sebagai bentuk kelalaian pihaknya dalam pengawasan antisipasi terorisme di wilayah.
Apalagi lanjut dia, terduga bukanlah seorang pendatang tapi warga lokal setempat yang lahir dan besar di wilayah tersebut, sehingga tidak ada kecurigaan dengan aktivitasnya sehari-hari.
"Prihatin dengan kejadian ini, ternyata kelalaian kami barang kali dalam hal pengawasan teroris, selama ini kita anggap wilayah kita aman-aman saja ternyata hal seperti ini perlu diantisipasi," katanya.
Ia mengatakan kejadian penggerebekan ini diketahui kemarin pada saat memimpin rapat koordinasi dengan para lurah.
Baca juga: Pascapenggerebekan teroris Cilincing warga kembali beraktivitas biasa
Alwi tidak menyangka ada warganya terkait dengan jaringan terorisme. Warga tersebut lanjut dia, terkenal dengan kepribadian pendiam sehingga banyak yang tidak menduga.
"Ternyata penangkapan ini pengembangan dari Bekasi, kok bisa dari Bekasi masuk Semper Barat, saya dapat informasi orangnya pendiam gitu, jadi orang tidak menduga-duga, apalagi alat-alat yang dibelinya melalui online, kita tidak tau," kata Alwi.
Pascapenangkapan terduga teroris tersebut lanjut Alwi, pihaknya melakukan evaluasi mencegah peristiwa serupa terjadi dengan cara meningkatkan komunikasi bersama para RT dan RW.
Menurut dia, RT dan RW adalah pihak yang paling paham keadaan di wilayahnya, sehingga perlu ada koordinasi dan evaluasi terus menerus guna mengantisipasinya.
"Berkoordinasi lagi lebih lanjut dan evaluasi kejadian ini, menggiatkan RT/RW terutama pengawasan dalam lingkungan, komunikasi dengan warga masyarakat," kata Alwi.
Ia menambahkan, komunikasi harus dibangun dengan warga masyarakat di lingkungannya. Bentuk pendiamnya terduga teroris adalah kurangnya komunikasi, sehingga menimbulkan pikiran yang bermacam-macam.
Baca juga: Ayah terduga teroris Cilincing mengaku trauma
Baca juga: Kakak terduga teroris Cilincing pajang foto sang adik
Kurangnya komunikasi antar warga menjadi peluang untuk masuknya orang-orang tertentu, sehingga para warga diharapkan saling mengenal satu dengan yang lainnya serta antar tetangga saling menyapa.
Oleh karena itu, Alwi meminta para RT dan Rw untuk mengembangkan lagi rapat mingguan dan bulanan yang harus dihadiri semua kepala rumah tangga.
"Kita berharap melalui rapat mingguan itu warga bisa menyampaikan aspirasi mereka dan keinginan mereka supaya bisa disalurkan," kata Alwi.
Sebelumnya diberitakan, anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri dan Polres Metro Jakarta Utara menangkap seorang terduga teroris berinisial MA (21) di Kapling Tipar Timur, Jalan Belibis V RT 13 RW 4 Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Senin.
Dari rumah terduga teroris, polisi menyita sejumlah barang bukti berupa bahan peledak berdaya ledak tinggi jenis TATP.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019