"Kepolisian dan aparat keamanan memang harus bertindak tegas, namun menurut saya lebih baik mengutamakan dialog dengan tokoh masyarakat," kata Hendri Satrio kepada Antara di Jakarta, Selasa.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa perusakan bukan lah hal yang dibenarkan, dan gejolak yang terjadi di Wamena dan Papua lainnya tidak bisa dibiarkan berlarut lama.
Baca juga: Kantor PLN Wamena dibakar massa pascaunjuk rasa berbuntut anarkis
Baca juga: PLN prioritaskan pendistribusian listrik tempat pengungsian Wamena
Sebelumnya, Kantor PLN Rayon Wamena di Kabupaten Jayapura dibakar massa pascaunjuk rasa berbuntut anarkis pada Senin (23/09).
Manager Komunikasi PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Onisimus Reba mengatakan Kantor Rayon Wamena yang terbakar merupakan bagian depan bangunan.
"Kami belum mendapat penjelasan secara lengkap terkait dengan pembakaran ini," sebutnya.
Menurut Onisimus, pihaknya telah berulang kali mencoba mengontak petugas di Kantor Rayon Wamena namun belum ada satupun yang bisa dihubungi.
"Nomor petugas kami tidak aktif sehingga tidak dapat mengetahui sejauh mana perkembangannya," ujarnya.
Dia menambahkan sedangkan untuk pembangkit listrik di Wamena, hingga kini belum ada kabar lagi apakah terdampak atau tidak.
"Yang jelas kantor bagian depan yang ikut terbakar karena kejadian hari ini di Wamena," lanjutnya.
Terjadi unjuk rasa berbuntut anarkis di Wamena, Kabupaten Jayawijaya dimana sejumlah perkantoran, fasilitas publik, pertokoan dan kendaraan bermotor dibakar massa.
Baca juga: Kemenhub pastikan Bandara Wamena tetap beroperasi terkait unjuk rasa
Baca juga: Papua Terkini - Operasional Bandara Wamena dihentikan, ini penyebabnya
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019