"Indeks standar pencemar udara pagi ini 74 kemudian 64," kata Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam, Slamet Mulsiswanto.
BTKLPP memantau ISPU Kota Batam menggunakan alat pemantau yang ada Sagulung, Nagoya, dan Batam Center.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kualitas udara dikategorikan baik jika indeks standar pencemar udara (ISPU) dalam rentang 0--50, sedang jika ISPU dalam antara 51 dan 100, tidak sehat kalau ISPU berkisar 100--199, sangat tidak sehat kalau ISPU 200--299, dan berbahaya jika ISPU lebih dari 300.
ISPU Batam sempat pada Senin sore sempat menurun hingga angka 37 setelah hujan mengguyur kota.
Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam Suratman memprakirakan hujan akan turun di wilayah Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Sumatera hari ini.
"Kepri, Kalbar dan Sumatra termasuk wilayah dengan probabilitas hujan di atas 60 persen," kata dia.
Hujan diharapkan meredakan kebakaran hutan dan lahan serta mengusir kabut asap di wilayah-wilayah itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Sumaryadi mengatakan bahwa meski kualitas udara sudah membaik, ibu hamil dan bayi sebaiknya dihindarkan dari aktivitas di luar ruang agar tidak kena paparan asap.
Dia juga menganjurkan anak-anak sekolah mengurangi kegiatan di luar ruangan dan mengenakan masker pelindung saat berada di luar ruangan.
Kabut asap, menurut dia, bisa menyebabkan iritasi lokal pada mata, selaput lendir di hidung, mulut, dan tenggorokan. Paparan kabut asap juga berisiko menimbulkan reaksi alergi, peradangan, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), hingga pneumonia atau radang paru.
"Kabut asap bisa menyebabkan kita sulit bernafas, batuk, merusak paru-paru," kata dia.
Baca juga:
Usai hujan kualitas udara Batam kembali sehat
Kabut asap berkurang setelah hujan guyur Kota Batam
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019