Pramono datang pada pukul 13.30 WIB memantau langsung pengamanan oleh polisi. Tidak lama setelah dia datang, wartawan yang meliput aksi demonstrasi itu diminta untuk menggeser posisi di belakang barikade polisi.
Setelah itu, tiba- tiba mahasiswa melempari botol minum mengarah ke gerbang Gedung MPR/DPR. "Teman- teman kita tahu cara kekerasan karena kita tahu itu tidak menyelesaikan masalah," kata salah satu mahasiswa yang berada di atas mobil komando.
Mahasiswa yang sedang berada di "mobil komando" itu pun menyampaikan harapan para mahasiswa untuk berjumpa dengan pimpinan DPR dan meminta Pramono menarik anggotanya yang bertugas dalam pengamanan aksi demo.
"Terimakasih telah menerima kami baik tapi kami mau ketemu pimpinan DPR, Pak Kapolda dan anggotanya kami minta mundur karena kalian bukan musuh kami," kata mahasiswa yang menjadi koordinator lapangan menggunakan almamater berwarna hijau tua.
Setelah menyampaikan tuntutannya, para mahasiswa menyanyikan lagu Tanah Airku dan Indonesia Raya.
Sebelumnya, sekelompok mahasiswa dari "Aliansi Mahasiswa Indonesia Tuntut Tuntaskan Reformasi" berdemonstrasi di depan Gedung MPR/DPR, Jakarta Pusat, hingga Senin malam (23/9).
Mahasiswa tersebut kan kembali berunjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI pada Selasa, guna menyampaikan aspirasi menolak pengesahan RUU KUHP.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019