Senator Australia Penny Wong menyebut perang dagang yang tengah berlangsung antara Amerika Serikat dan China telah mengacaukan multilateralisme dan sistem dagang berdasarkan aturan.
“Kompetisi strategis seperti ini, meski tanpa disengaja, memperkuat gagasan pilihan biner, antara menerima tatanan kawasan di bawah pimpinan China, atau memberikan dukungan tanpa syarat untuk kompetisi strategis dengan Beijing yang didefinisikan oleh AS,” kata Wong dalam seminar yang digelar oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta, Selasa.
Menurut Wong, kerangka kompetisi strategis antara kedua negara adidaya itu mendorong konsep keberpihakan di kawasan, yakni antara di sisi China atau sisi AS, yang dapat membatasi ruang bagi pemangku kepentingan di kawasan untuk berkontribusi dalam membentuk tatanan regional yang diinginkan.
Baca juga: ASEAN ajak Australia kedepankan multilateralisme-anti proteksionisme
Meskipun dinamika serupa dalam kompetisi strategis tak terbatas pada sektor ekonomi, namun perang dagang antara China dan AS merupakan salah satu contoh yang paling mencuat.
“Perang dagang ini adalah kerangka biner dimana keuntungan tak terlihat jelas, namun kerugiannya dapat menjadi bencana,” ujar Wong yang merupakan pimpinan Partai Buruh Australia.
Di sisi lain, meskipun beberapa negara dapat merasakan keuntungan dalam jangka waktu yang singkat, tapi ketidakpastian yang terasa di pasar global dan kecenderungan yang mengarah pada proteksionisme lebih besar akan membawa konsekuensi negatif bagi ekonomi di banyak negara.
“Termasuk Australia. Karena pada dasarnya, tak ada pemenang dalam perang dagang,” katanya.
Baca juga: Di tengah perseteruan AS-China, kerja sama Indonesia-Australia penting
Di tengah perseteruan AS dan China yang terus berlangsung, Wong meyakini Indonesia dan Australia harus bekerjasama untuk menciptakan kawasan yang sesuai dengan kepentingan dan nilai-nilai kedua negara, serta negara Asia-Pasifik lainnya.
Menurut dia, kedua negara memiliki keinginan yang sama untuk menciptakan kawasan yang mempertahankan sistem institusi, peraturan dan norma-norma untuk memandu perilaku, dan bertindak secara kolektif untuk menyelesaikan permasalahan.
Baca juga: Indonesia apresiasi dukungan Australia terhadap ASEAN Outlook
Indonesia & Australia Turunkan Tarif Impor Gula Jadi 5%
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019