Usai ledakan dua buah roket di pusat ibu kota Irak, Baghdad, Senin (23/9), koalisi negara yang dipimpin Amerika Serikat (AS) memperingatkan pada Selasa bahwa mereka tidak akan memberi toleransi terhadap serangan apapun terhadap personelnya.
Hal itu disampaikan melalui sebuah keterangan, dan mengingat bahwa koalisi AS yang memerangi pasukan ISIS di Irak mempunyai markas di dekat area ledakan roket tersebut.
Mereka menyebut bahwa meskipun tidak ada “fasilitas yang ditempati AS” terkena ledakan itu, namun mereka akan tetap melakukan pertahanan diri dalam kejadian semacam itu.
Baca juga: Blok Sadr kecam kehadiran tentara AS di Baghdad
Adapun lokasi ledakan satu roket adalah di Area Hijau berbenteng, yang merupakan area gedung pemerintahan dan kedutaan besar, namun tidak ada kerusakan apapun
Sementara menurut pasukan keamanan Irak, satu roket lainnya meledak di wilayah sungai Tigris.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan kedua roket tersebut. Koalisi AS juga tidak menyalahkan pihak manapun.
Pada bulan Mei lalu, sebuah roket juga ditembakkan dari Baghdad bagian timur dan meledak di wilayah dekat Kedutaan Besar AS. Ledakan itu juga tidak diklaim pihak manapun.
Baca juga: Sembilan Tentara AS Terluka Dalam Pemboman di Baghdad
Kejadian seperti ini jarang, namun terjadi secara sporadis di Baghdad pada beberapa tahun belakangan.
Irak, yang sekutu utamanya adalah Amerika dan Iran, khawatir pihaknya terperangkap dalam perseteruan yang sedang terjadi di antara kedua negara itu, karena di Iran terdapat pasukan AS dan juga kelompok paramiliter yang loyal kepada Iran.
AS menyalahkan Iran atas serangan yang belakangan terjadi, termasuk terhadap instalasi perminyakan di Arab Saudi bulan ini, yang dibantah oleh Iran. Keduanya menyebut tidak ingin berperang.
Baca juga: Pentagon sahkan penempatan 1.300 tentara tambahan di Irak
Sumber: Reuters
Pewarta: Suwanti
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019