Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau Padang Pariaman menyatakan sempat diguyur hujan, jarak pandang di Sumbar saat ini sudah mulai membaik yakni tiga sampai lima kilometer dibandingkan sebelumnya hanya 2,5 kilometer.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau, Yudha Nugraha di Padang, Rabu, mengatakan berdasarkan pantauan satelit Terra, Aquam, SNPP dan NOAA20 untuk saat ini titik api di Sumatera mulai berkurang yakni 116 titik api.
"Jika dibandingkan dengan sebelumnya, pada minggu kemarin mencapai 842 titik," kata dia.
Baca juga: Berkat hujan, kualitas udara Sumbar kembali ke level baik
Baca juga: Peluang hujan kecil, Sumbar masih diselimuti kabut asap
Baca juga: Berkat hujan, kualitas udara Sumbar kembali ke level baik
Baca juga: Peluang hujan kecil, Sumbar masih diselimuti kabut asap
Selain itu, ia juga mengatakan berdasarkan pantauan BMKG saat ini di Sumbar tidak terdapat titik api.
"Kualitas udara di Bukittinggi termasuk dalam kategori sedang, namun untuk wilayah Padang kami belum mendapatkan informasinya," ujar dia.
Ia juga mengatakan hal itu disebabkan karena hujan sudah mulai turun di beberapa wilayah terutama di beberapa wilayah kebakaran hutan dan lahan.
"Karena hujan dapat mencuci udara sehingga partikulat polutan di atmosfer terbawa turun ke permukaan bumi," kata dia.
Baca juga: 53 hektare hutan di Pesisir Selatan terbakar
Baca juga: ACT Sumbar kirim relawan bantu penanganan dampak asap Riau
Baca juga: 53 hektare hutan di Pesisir Selatan terbakar
Baca juga: ACT Sumbar kirim relawan bantu penanganan dampak asap Riau
Selain itu ia juga mengatakan berdasarkan pantauan BMKG potensi hujan turun hingga tiga hari ke depan terjadi di wilayah Limapuluh Kota, Pasaman Barat, Pasaman, Payakumbuh, Bukittinggi, Agam, Padang, Padang Pariaman, dan Kepulauan Mentawai.
Selain itu menurut salah seorang warga Padang Kurnia Sari (23) bersyukur karena di Padang sudah mulai turun hujan.
Selain itu, ia juga berharap kabut asap segera berakhir dan cuaca di Sumbar khususnya di Padang kembali normal seperti sediakala.
"Selain mengganggu aktifitas, kabut asap juga merusak kesehatan," katanya.*
Baca juga: Asap Sumatera Barat diprakirakan makin pekat Senin siang
Baca juga: Konsentrasi polutan asap capai maksimum jelang siang hari.
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019