Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis diperkirakan masih melanjutkan pelemahan dibayangi sentimen eksternal.Dalam transaksi hari ini rupiah diprediksi masih akan melemah karena sentimen eksternal masih cukup kental
"Dalam transaksi hari ini rupiah diprediksi masih akan melemah karena sentimen eksternal masih cukup kental," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.
Dari AS, Presiden Donald Trump saat ini tengah mendapat dorongan pemakzulan dari DPR AS. Ketua Fraksi Partai Demokrat AS Nancy Pelosi mengatakan DPR akan melakukan penyelidikan formal apakah Trump harus dimakzulkan dan apakah tindakan yang diambil oleh Presiden Trump telah serius melanggar konstitusi.
Trump dicurigai meminta bantuan Ukraina untuk mencoreng saingannya yakni mantan Wakil Presiden AS Joe Biden, sebagai calon presiden yang paling terdepan dari Partai Demokrat untuk Pemilu 2020 mendatang.
Selain itu, sentimen eksternal lainnya yaitu adanya potensi resesi di Eropa. Para pengamat sepakat, kata dia, resesi mungkin lebih rentan terjadi di zona Eropa. Resesi adalah kontraksi atau pertumbuhan negatif dalam dua kuartal dalam satu tahun yang sama.
Ibrahim memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.105 per dolar AS hingga Rp14.170 per dolar AS.
Rupiah pagi ini bergerak melemah 13 poin atau 0,1 persen menjadi Rp14.165 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.152 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.162 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.134 per dolar AS.
Baca juga: Yuan melemah lima poin, masih diatas tujuh terhadap dolar AS
Baca juga: Dolar AS menguat, di tengah permintaan pemakzulan terhadap Trump
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019