pentingnya menghindari dehidrasi bagi penderita riwayat stroke
Penderita riwayat stroke harus selalu membangkitkan rasa gembira guna relaksasi pada otot dan kerja saraf tepi, kata dokter spesialis saraf dr. Untung Gunarto Sp.S. MM.
"Pada saat kita gembira atau merasa senang itu akan membuat keseimbangan hormon-hormon dan neurotransmiter otak," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Dokter yang praktik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto tersebut menjelaskan, dengan adanya keseimbangan tersebut maka akan mempengaruhi kerja organ-organ di tubuh agar lebih aktif dan seimbang.
"Sehingga selalu timbul energi baru dan suasana relaksasi pada otot dan kerja saraf tepi. Hal tersebut memicu perbaikan motorik dan sensorik pada pasien pascastroke," katanya.
Baca juga: Pasien stroke di RS Pusat Otak Nasional capai 350 orang per hari
Baca juga: Menaklukkan stroke dengan terapi sel punca
Karena itu, kata dia, sangat penting bagi penderita riwayat stroke untuk mengelola stres dan selalu berfikir positif.
Ia juga menyarankan penderita riwayat stroke untuk menjaga pola makan dan berolahraga ringan guna menjaga kondisi tubuhnya.
Selain itu, kata dia, penderita riwayat stroke juga dianjurkan untuk melakukan aktivitas yang bisa menimbulkan suasana relaksasi seperti membaca buku, mendengarkan musik, berkebun dan lain sebagainya.
Ia juga menambahkan bahwa penderita riwayat stroke harus mengatur pola istirahat karena tidur secara cukup sangat diperlukan.
"Selain itu hal terpenting yang selalu saya ingatkan adalah pentingnya menghindari dehidrasi bagi penderita riwayat stroke karena perubahan tekanan darah yang fluktuatif dikhawatirkan dapat memicu stroke," katanya.
Dengan demikian, kata dia, penderita riwayat stroke harus benar-benar memperhatikan asupan air yang dikonsumsi setiap harinya agar terhindar dari dehidrasi.
"Terlebih lagi mereka yang melakukan perjalanan jauh, jangan sampai lupa konsumsi air putih dengan cukup. Kuncinya adalah gembira, mengelola stress, banyak istirahat, pola hidup bersih dan sehat dan rutin berolahraga," katanya.
Ia menjelaskan, pada dasarnya stroke adalah penyakit yang mengikuti faktor risiko stroke itu sendiri.
"Seperti hipertensi, diabetes melitus, kelainan bawaan pada pembuluh darah, kegemukan, penyakit jantung, kurang olahraga, merokok, dan masih banyak lagi, stroke terdiri dari dua jenis yaitu stroke sumbatan dan stroke perdarahan," katanya.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019