• Beranda
  • Berita
  • Pelajar SMK Mataram rasakan perihnya gas air mata

Pelajar SMK Mataram rasakan perihnya gas air mata

26 September 2019 15:08 WIB
Pelajar SMK Mataram rasakan perihnya gas air mata
Sejumlah siswa SMK ikut berunjukrasa bersama ribuan mahasiswa di depan gedung DPRD NTB di Jalan Udayana, Kota Mataram, Kamis (26/9/2019). ANTARA/Awaludin
Para pelajar SMK di Kota Mataram merasakan perihnya gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan ketika terjadi pelemparan batu oleh peserta demonstrasi di depan gedung DPRD Nusa Tenggara Barat di Jalan Udayana, Kamis, pukul 14.30 Wita.

Para pelajar SMK ikut berunjuk rasa dengan masih mengenakan seragam lengkap. Mereka berlarian bersama para mahasiswa untuk menghindari tembakan dan menghirup gas air mata.

Mereka berlarian masuk ke komplek Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berada di seberang gedung DPRD. Ada juga yang berlarian ke kompleks Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Mataram.

Ada yang berdesak-desakan. Ada juga yang loncat pagar besi kantor agar segera mendapat tempat yang aman dari kepulan asap gas air mata yang membuat muka dan hidung panas serta mata perih dan memerah.

Para pelajar dan mahasiswa tersebut juga sibuk mencari sumber-sumber air untuk menghilangkan rasa panas di pipi dan perih di mata. Mereka juga mengoleskan salep ke wajah mereka untuk menghilangkan rasa panas dan perih.

Sejumlah mahasiswi pingsan karena tidak kuat menahan panas dan perih gas air mata. Mereka digotong ke ruangan Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika NTB dan ke sejumlah ruangan di Dinas Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Umum Kota Mataram.

Mobil ambulans LazDasi dan RSUD Provinsi NTB dan RSUD Kota Mataram juga lalu lalang mengangkut mahasiswi yang butuh penanganan medis di rumah sakit.

Mahasiswa akan bertahan hingga malam jika mereka tidak diizinkan masuk dan bertemu dengan para wakil rakyat di gedung DPRD NTB.

"Kalau tidak ada respons, kami akan bertahan. Bahkan akan menginap," kata Andi, seorang mahasiswa Unram 

Pewarta: Awaludin
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019