Pertemuan dilakukan usai acara Audiensi Umum di lapangan Santo Petrus, Vatikan, Roma. Turut hadir Sekjen GP Ansor Abdul Rochman, tiga Wakil Sekjen yakni Hasanuddin Ali, Wibowo Prasetyo, Rifqi Al Mubarok, dan Ketua PW GP Ansor Riau Purwaji.
Yaqut dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan kehadiran Ansor di Vatikan membawa misi mendukung dokumen Human Fraternity for World Peace and Living Together yang dikampanyekan Paus Fransiskus dan Grand Syech Al-Azhar.
Baca juga: Ketua Ansor Jateng hadiahi Paus Fransiskus batik truntum
Yaqut menjelaskan, Deklarasi GP Ansor tersebut memuat seruan untuk membangun konsensus global demi mencegah dijadikannya agama, khususnya Islam, sebagai senjata politik.
"Agama seharusnya menjadi solusi perdamaian dan bukan sumber konflik," ujar Yaqut.
Humanitarian Islam ini, lanjut Yaqut, juga dimaksudkan untuk memupus maraknya kebencian komunal melalui perjuangan untuk mewujudkan tata dunia yang ditegakkan di atas dasar perhormatan terhadap kesetaraan hak dan martabat bagi setiap manusia.
Baca juga: Aksi mahasiswa, Ansor minta semua pihak hentikan kekerasan
Yaqut menyampaikan toleransi dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia di mana GP Ansor turut berkontribusi memeliharanya, termasuk dalam menjaga kegiatan keagamaan umat beragama, termasuk Katolik, di Indonesia.
Baca juga: GP Ansor: Layanan kesehatan penting bagi korban asap
Paus Fransiskus, jelas Yaqut, menyampaikan agar umat beragama selalu menjaga persaudaraan. Paus Fransiskus juga menegaskan agar sesama umat beragama hidup berdampingan dalam damai.
"Saya doakan Anda. Anda doakan saya. Kita bersaudara. I pray for you, you pray for me, we are brothers," pesan Paus Fransiskus, sambil menutup pertemuan dengan mengucapkan assalamu'alaikum, seperti dikutip Yaqut.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019