Dinas Kesehatan Provinsi Papua memasang bendera Merah Putih setengah tiang untuk menghormati Dokter Soeko Marsetiyo, salah satu korban demonstrasi yang berujung kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Senin (23/9).
"Itu atas instruksi dari saya, untuk mengenang kita punya seorang dokter yang sudah meninggal di daerah pedalaman," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aloysius Giyai di Jayapura, Kamis.
Aloysius mengatakan, Dokter Soeko Marsetiyo sudah lama mengabdi di pedalaman Papua, di satu puskesmas di Kabupaten Tolikara, dan dianggap salah satu pahlawan kesehatan.
Dokter Soeko (53) meninggal dunia pada Senin (23/9). Ia mendapatkan perawatan di RSUD Wamena setelah ditemukan dalam keadaan terluka serius tak lama setelah demonstrasi.
"Mengenai sebab meninggalnya Dokter Soeko saat demo anarkis di Wamena itu, sampai saat ini masih simpang siur, belum pasti, nanti kita akan cek," katanya.
Sebelum dibawa ke Dinas Kesehatan Papua, kata dia,
Jenazah Dokter Soeko setibanya di Sentani langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura untuk diautopsi.
"Setelah dari RS Bhayangkara, kami minta jenazah dr Soeko disemayamkan di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Papua, nanti besok pagi baru kami fasilitasi penerbangan jenazah ke Yogyakarta," kata Aloysius.
Demonstrasi yang berujung kerusuhan di Wamena pada Senin (23/9) mengakibatkan setidaknya 30 orang meninggal dunia dan ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta rusak atau dibakar oleh demonstran.
Di antara korban yang meninggal dunia, ada warga yang tidak sempat menyelamatkan diri saat rumah atau rumah toko mereka dibakar demonstran. Kerusuhan yang terjadi di Wamena juga menyebabkan puluhan warga terluka.
Baca juga:
Demo anarkis Wamena, puluhan dokter minta dievakuasi
Korban tewas akibat kerusuhan di Wamena jadi 30 orang
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019