"Jaminan keamanan itu sangat dibutuhkan agar paramedis dapat bekerja seoptimal mungkin tanpa diliputi rasa ketakutan," kata Ketua IDI Papua dr Donald Aronggear kepada Antara di Jayapura, Kamis.
Dia mengatakan, jaminan keamanan bukan saja dari aparat keamanan, tetapi dari semua pihak, mengingat dalam kasus demo di Wamena, Senin (23/9), dokter juga menjadi korban.
“Dunia kedokteran, khususnya di Papua, berduka cita atas berpulangnya dr Soeko Marsetiyo (53) yang meninggal akibat dianiaya saat demo terjadi di Wamena,” kata Aronggear seraya mengakui, adanya laporan tentang dokter di Wamena yang minta agar dievakuasi keluar dari wilayah tersebut.
Menurut dia, dokter juga manusia sehingga butuh rasa aman dalam menjalankan tugasnya dan itu juga diharapkan diberikan kepada paramedis, termasuk anggota PMI. Untuk mengoptimalkan pelayanan di Wamena, Dinkes Papua sudah menurunkan tim medisnya dibantu dari TNI-Polri untuk membantu bertugas di Wamena, kata dr.Aronggear.
Ia menjelasksn anggota IDI di Papua sekitar 1.000 orang yang sebagian besar bertugas di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom dan Kabupaten Sarmi.
Sementara itu Sekretaris Dinkes Papua dr Silvanus Sumule secara terpisah mengatakan Dinas Kesehatan Papua mengirim 24 tenaga medis ke Wamena untuk diperbantukan ke rumah sakit di wilayah itu.
Tenaga medis yang dikirim itu terdiri dari tiga dokter spesialis, yaitu spesialis bedah, anastesi dan dokter spesialis ortopedi, kata dr.Sumule.
Baca juga: Papua Terkini - Korban tewas akibat kericuhan di Wamena jadi 30 orang
Baca juga: Indef: Dialog sosial dapat meredam kericuhan Wamena
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019