ACT kirimkan relawan bantu korban gempa Ambon

26 September 2019 17:33 WIB
ACT kirimkan relawan bantu korban gempa Ambon
Sebuah mobil rusak di tengah bangunan yang poranda akibat digunang gempa bumi di Ambon, Kamis (26/9/2019) pagi. ANTARA/HO ACT/am.

ACT terus melakukan pemantauan serta asesmen untuk kondisi terbaru di wilayah terdampak gempa di Ambon

Organisasi nirlaba profesional, Aksi Cepat Tanggap (ACT), mengirim relawan ke Ambon, Provinsi Maluku untuk memberikan bantuan kepada korban gempa bumi dengan magnitudo 6,5 di daerah itu pada Kamis.

Direktur Komunikasi ACT Lukman Azis Kurniawan melalui keterangan tertulisnya yang diterima ANTARA di Surabaya, Kamis, mengatakan sejumlah relawan juga telah dikerahkan untuk asesmen awal terkait dengan bangunan rusak hingga korban jiwa akibat gempa di daerah tersebut.

"Berdasarkan informasi yang Aksi Cepat Tanggap terima, walau tidak berpotensi tsunami, gempa ini membuat panik warga Ambon," katanya.

Pusat gempa berlokasi di darat pada jarak 15,3 kilometer tenggara Kota Kairatu atau 42 kilometer timur laut Kota Ambon pada kedalaman 10 kilometer.

"Hingga saat ini, ACT terus melakukan pemantauan serta asesmen untuk kondisi terbaru di wilayah terdampak gempa di Ambon," katanya.

Dia mengatakan Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB juga menyampaikan bahwa terdapat kerusakan bangunan di beberapa tempat, yaitu kompleks kampus Universitas Pattimura, Institut Agama Islam Negeri Ambon, satu jembatan, satu kantor ketahanan pangan provinsi di Kota Ambon mengalami rusak ringan, dua rumah rusak berat di Desa Toisapu, Kecamatan Leitimur Selatan, dan juga gedung Pasar Apung Negeri Pelau, Kabupaten Maluku Tengah.

Baca juga: Telah terjadi 66 kali gempa susulan di Ambon

Ia menjelaskan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan IAIN Ambon Abdullah Latuapo menyampaikan kepada tim MRI-ACT Ambon bahwa ada satu orang meninggal dunia atas nama Narti, karyawan IAIN Ambon di bagian kepegawaian.

Selain itu, beberapa orang mengalami luka-luka akibat salah satu bangunan di IAIN runtuh karena gempa.

"Ibu Narti meninggal tertimpa bangunan, ada juga yang luka-luka, kendaraan dinas saya juga mengalami kerusakan karena tertimpa bangunan," kata Latuapo.

Dalam rilisnya, selain di IAIN Ambon, kerusakan juga tampak di Pesantren Al Anshor Ambon. Sisi-sisi bangunan pesantren mengalami kerusakan berupa retak-retak serta ada sebagian yang runtuh, sedangkan kondisi warga saat ini masih mengalami kepanikan akibat gempa yang mengguncang pada Kamis pagi itu.

Wahab Loilatu dari MRI Ambon mengatakan warga yang tinggal di pesisir pantai saat ini sudah mengungsi ke perbukitan yang posisinya lebih tinggi. Hal itu karena beredar isu tsunami yang dipicu gempa bumi.

"Area pesisir sekarang sudah kosong, warga langsung mengungsi ke daerah bukit karena khawatir tsunami," ujarnya.

Daryono dari Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG dalam siaran persnya mengatakan gempa Ambon dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar.

"Hasil pemodelan menunjukkan gempa ini tidak berpotensi tsunami," katanya.

BMKG mencatat setelah gempa awal, terjadi gempa susulan dengan magnitudo 5,6 pada pukul 07.39 WIB dan kembali terjadi pada pukul 09:41 WIB dengan magnitudo 3,2 dan kedalaman yang sama.

Baca juga: Sejumlah warga masih berlindung di Masjid Baiturahman
Baca juga: BNPB: Sejumlah fasilitas umum rusak akibat gempa Ambon

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019