"Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk memperbaharui kemasan produk yang telah diciptkan agar tampail lebih menarik sehingga dapat menarik perhatian konsumen," kata Kepala UPT Kewirausahaan, Dr. M. Hanafiah di Darussalam, Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan pelatihan yang diberikan tersebut sebagain besar pesertanya merupakan mahasiswa yang telah mendapatkan pendanaan dari Program Pengembangan Inovasi Produk Mahasiswa (PIPM) Kemenristekdikti.
Baca juga: Traveloka dan AP II akan "branding" bersama tingkatkan Bandara Soetta
"Mahasiswa dapat langsung merasakan manfaatnya dari pelatihan ini. Mereka dapat mempraktikkan kepada produk yang telah diciptakan," kata Hanafiah.
Ia menambahkan, saat ini persaingan dunia usaha semakin ketat, sehingga membutuhkan pemahaman bisnis yang baik agar dapat menguasai pasar.
Eko Pramana Putra yang juga konsultan pendamping UMKM mengatakan branding dan packaging merupakan hal penting bagi sebuah produk agar dapat dilirik oleh masyarakat.
Baca juga: Belajar "branding" dari BTS
Menurut dia, branding bukan hanya sebatas logo, merek, atau iklan, tetapi lebih sebagai upaya menghadirkan ikatan emosi antara produk dan konsumen. Konsumen akan merasa dekat dengan brand dan menghubungkan dirinya dengan produk yang ditawarkan.
Selain itu, emosi yang terlibat dalam pembelian dapat menciptakan ikatan dengan konsumen. Ikatan tersebut berkontribusi langsung dalam membangun keuntungan dan keloyalan sehingga brand juga harus mampu mengidentifikasikan nilai dan kebutuhan yang diinginkan konsumen.
"Setiap orang akan menilai sesuatu itu dari luarnya, termasuk juga sebuah produk. Kesuksesan sebuah produk salah satunya dilihat dari pengemasan luarnya," katanya.
Baca juga: Kemenpar gandeng 132 mitra co-branding hadapi persaingan pariwisata
Pewarta: M Ifdhal
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019