Peresmian satuan baru itu dilaksanakan di Skuadron 17 Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat.
Panglima TNI pun melantik tiga Panglima Kogabwilhan, yakni Laksda TNI Yudo Margono sebagai Pangkogabwilhan I, Marsda TNI Fadjar Prasetyo sebagai Pangkogabwilhan II dan Mayjen TNI Ganip Warsito sebagai Pangkogabwilhan III.
Baca juga: Presiden akan tambah 100 jabatan perwira tinggi TNI-Polri
Penunjukan Panglima Kogabwilhan dilakukan melalui Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1055/IX/2019 tanggal 24 September 2019. Penunjukan ini bersamaan dengan rotasi total 69 perwira lainnya.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjelaskan pembentukan Kogabwilhan sebagai salah satu upaya penggunaan kekuatan TNI sebagai daya tangkal terhadap berbagai potensi ancaman.
"Kogabwilhan dibangun sebagai dengan berbagai latarbelakang. Kita ketahui bersama perkembangan lingkungan strategis semakin kompleks. Baik ancaman militer maupun non militer. Ancaman tersebut perlu diantisipasi dan dicermati," kata Panglima TNI.
Selain itu, Kogabwilhan dibentuk dalam rangka mengantisipasi gangguan keamanan nasional dan diharapkan dapat mengantisipasi berbagai kerawanan yang timbul, baik itu potensi ancaman yang berasal dari luar dan dalam negeri.
Kogabwilhan dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 2019 tentang Pembentukan Komando Gabungan Wilayah Petahanan dan Peningkatan Status 23 Komando Resort Militer dari Tipe B Menjadi Tipe A.
Baca juga: Jokowi agar tinjau lagi Keppres pemanfaatan Polonia/Suwondo
Baca juga: Konsep Keppres Wakil Panglima TNI dikirim ke presiden
Kogabwilhan merupakan Kotamaops TNI dipimpin oleh Perwira Tinggi TNI berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI, bertugas sebagai penindak awal dan pemulih bila terjadi konflik di wilayahnya baik untuk Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dan sebagai penangkal bila terjadi ancaman.
Termasuk sebagai pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan di wilayahnya yang dilaksanakan sesuai dengan kebijakan Panglima TNI.
Wilayah operasi Kogabwilhan sendiri dibagi dalam tiga wilayah pertahanan Kogabwilhan. Masing-masing Kogabwilhan I meliputi wilayah darat, yakni Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, DKI, Jawa Barat dan Banten.
Kogabwilhan I Wilayah Laut yaitu perairan di sekitar Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, DKI, Jawa Barat, Banten dan ALKI-1 beserta perairan sekitarnya. Kemudian wilayah udara, diantaranya wilayah di atas Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, DKI, Jawa Barat, Banten dan ALKI-1 beserta perairan sekitarnya. Kogabwilhan wilayah I markas Komandonya berkedudukan di Tanjung Pinang.
Sedangkan Kogabwilhan II meliputi Wilayah Darat yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT. Wilayah Laut yaitu Perairan di sekitar Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT dan ALKI-2 serta ALKI-3a beserta perairan sekitarnya. Wilayah udara di sekitar wilayah atas Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT dan ALKI-2 serta ALKI-3a beserta perairan sekitarnya. Markas Komando Kogabwilhan II berkedudukan di Balikpapan.
Sedangkan Kogabwilhan III meliputi wilayah darat yaitu Maluku, Maluku Utara, Papua. Wilayah Laut Perairan di sekitar Maluku, Maluku Utara, Papua dan ALKI-3b dan 3c beserta perairan sekitarnya. Wilayah udara di sekitar wilayah atas Maluku, Maluku Utara, Papua dan ALKI-3b dan 3c beserta perairan sekitarnya. Untuk kogabwilhan III Markas Komando berkedudukan di Biak.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019