Shalat Ghaib tersebut dipimpin oleh Haimir dan diikuti ratusan mahasiswa di Universitas Halu Oleo, beberapa dekan dan Ketua BEM UHO, Maco.
Kedua mahasiswa yang gugur saat memperjuangkan demokrasi tersebut adalah Randi, mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) angkatan 2016 dan Muhammad Yusuf Kardawi, Jurusan D3 Teknik Sipil Progeam Pendidikan Vokasi (PPV) angkatan 2018.
Sebelumnya, Rektor UHO, Prof Dr. Muhammad Zamrun telah menghimbau seluruh civitas akademika di lingkup kompleks UHO agar melaksanakan Shalat Ghaib untuk mendoakan kedua mahasiswa yang gugur saat memperjuangkan demokrasi di kantor DPRD Sultra.
"Assalamualaikum Wr. Wb. Civitas Akademika UHO, turut berduka cita dan berbelasungkawa atas meninggalnya mahasiswa FPIK UHO, Randi dan M. Yusuf Kardawi mahasiswa PPV UHO. Semoga kedua almarhum husnul khotimah dan keluarga yg ditinggalkan diberi ketabahan," kata Rektor UHO melalui pesan di grup media sosial yang beredar.
Baca juga: Pengamat: Aparat harus usut tuntas tertembaknya mahasiswa di Kendari
Baca juga: Polri investigasi dugaan kesalahan prosedur pengamanan demo Kendari
Almarhum Randi sempat dilarikan ke Rumah Sakit TNI AD dr. Ismoyo Korem pada pukul 16.18 Wita dan setelah menjalani perawatan kurang lebih 5 menit, mahasiswa tersebut meninggal dunia.
Sementara Muhammad Yusuf Kardawi sempat mengalami masa kritis lalu menjalani operasi kepala di Rumah Sakit Bahteramas Kendari karena luka besar di bagian kepala. Namun, pada Jumat (27/9/2019) sekitar pukul 04.05 Wita, Yusuf menghembuskan nafas terakhirnya.
Kedua jasad mahasiswa tersebut telah dipulangkan ke kampung halaman untuk dikebumikan. Randi dan Muhammad Yusuf sama-sama berasal dari Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.*
Baca juga: Siswa pramuka dan TNI bersihkan puing sampah usai unjuk rasa
Baca juga: Kapolda Sultra: Ibu hamil ikut jadi korban penembakan
.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019