TNI AU tindak pemeras pengungsi Jayawijaya

27 September 2019 16:36 WIB
TNI AU tindak pemeras pengungsi Jayawijaya
Warga yang sudah terdata dan hendak menuju hercules untuk mengungsi ke luar Jayawijaya. (ANTARA News Papua/Marius Frisson Yewun)

Kiranya ada keputusan untuk maskapai sipil bisa membantu, khususnya yang beroperasi di Wamena.

Pihak TNI AU menindak oknum yang melakukan pemerasan terhadap pengungsi kerusuhan Jayawijaya, Provinsi Papua, yang hendak menggunakan jasa penerbangan Hercules.

Kepala Detasemen TNI AU Wamena, Mayor PNB Arief Jadmiko di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Jumat, mengatakan tidak memungut biaya dari warga yang hendak mengungsi dengan Hercules

"Kami sudah sampaikan bahwa tidak dipungut biaya, meskipun terus terang kami sudah dapat calo yang mengambil Rp500.000 hingga Rp1,500.000 per-orang," katanya.

Ia mengatakan pungutan liar (pungli) itu terjadi di luar lingkungan detasemen. "Setiap hari kami sampaikan kepada warga bahwa ini bantuan angkutan udara untuk kemanusiaan, sehingga tidak dipungut biaya," katanya.

Baca juga: Seratusan pengungsi Wamena ditampung di Lanud Timika

Baca juga: Pesawat Hercules TNI AU angkut 300 pengungsi dari Wamena

 

Jenazah korban kerusuhan Wamena tiba di Sumbar



Sejak Selasa,(24/9) TNI AU memberikan tumpangan gratis bagi warga yang hendak keluar dari Jayawijaya dan jumlah itu terus saja bertambah banyak.

"Diperkirakan jumlahnya sudah menurun pada tiga hari terakhir, tetapi kenyataannya sejak pagi tadi sudah berkumpul hampir 1.500 warga yang meminta keluar dari Wamena," katanya.

Akibat kapasitas hercules yang hanya bisa memuat 160 hingga 170 orang sekali terbang, sebagian warga harus mengantri selama tiga hingga empat hari.

"Kapasitas angkutnya demikian, tetapi karena yang diangkut adalah anak-anak dan perempuan sehingga kita tidak terlalu memuat banyak, agar jangan sampai ibu yang membawa bayi terjepit," katanya.

Ia mengharapkan Menteri Perhubungan membantu agar warga tidak kesulitan mendapat akses ke luar dari Jayawijaya.

"Kiranya ada keputusan untuk maskapai sipil bisa membantu, khususnya yang beroperasi di Wamena," katanya.

Berdasarkan pantauan, sekitar ratusan warga memadati Bandara Kargo, bahkan ada yang mengaku sudah tiga hari menunggu giliran. Warga yang hendak mengungsi terdiri dari warga Papua maupun non Papua.*

Baca juga: 200-an warga Kabupaten Yalimo mengungsi ke Wamena

Baca juga: Gubernur Papua tatap muka dengan 5.000-an pengungsi di Wamena

Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019