Maradona memiliki segudang bakat luar biasa. Hanya saja perjalanan hidupnya diwarnai dengan petualangan kehidupan seks dan dibuai oleh bujuk rayu kokain.
Suatu malam di bulan Januari 1991, Diego Maradona - bintang sepak bola paling terkenal di dunia, yang sedang memperkuat dan membela Napoli di ajang Liga Italia, kedapatan sedang berusaha untuk secara diam-diam memesan dua pekerja seks dari seorang rekan mafia Neapolitan.
Saat itu, Maradona dikenal sebagai sosok yang terisolasi dan demikian lelah karena menerima sanjungan yang tiada henti. Ia terbuai oleh popularitas sebagai pemain sepak bola kondang saat itu.
Akibat popularitasnya itu, ia tidak dapat pergi ke mana pun di Napoli. Ia diburu oleh awak media, lantaran sedang mengalami kecanduan kokain.
Dalam lintas drama pesanan pekerja seks komersial pada pukul 03:40 dini hari itu, tiba-tiba ada penggemar Napoli yang menyapa sang Maradona.
"Momen itu seperti layaknya komedi yang tragis," kata Asif Kapadia, direktur Senna 2010, dalam film dokumenter Amy Winehouse Amy yang memenangkan Oscar.
Film dokumenter HBO yang baru itu mengisahkan penggal kehidupan Diego Maradona dengan menayangkan dinamika perjalanan hidup Maradona selama tujuh tahun berada di Italia selatan, dari 1984-1991.
Baca juga: Marah disebut pembohong, Maradona akan boikot film dokumentasi dirinya
"Di sini ada gambaran mengenai seorang pria yang berusaha melarikan diri dari ketenaran. Ia kehilangan dirinya dalam kecanduan seks, narkoba, alkohol."
"Itulah penggalan kehidupan Diego," katanya.
Jejak kokain
Pada April di tahun yang sama, ditemukan jejak kokain dalam darah Maradona setelah dilakukan tes narkoba. Ia kemudian dilarang bermain sepak bola selama 15 bulan.
Maradona kemudian melarikan diri dari Italia menuju Argentina. Ia ditangkap aparat kepolisian karena kedapatan memiliki kokain. Polisi membawa dan menggelandang Maradona yang menangis.
"Ketika dia tiba di Napoli, dia memiliki mata yang cerah, dan memiliki senyum lebar," kata Kapadia.
"Dia pergi, dan merusak dirinya sendiri," katanya sambil menyatakan itu merupakan momen kejatuhan dari pemain sepak bola yang berbakat pada masa itu.
Maradona berkelimpahan harta karena diberi bakat istimewa dalam sepak bola. Ia dilahirkan pada tahun 1960 dari keluarga miskin yang tinggal di daerah kumuh Buenos Aires.
Bakat dari kemampuan Maradona di sepak bola sudah terlihat sejak ia masih berusia anak-anak.
Saat menginjak usia 15 tahun, Maradona menandatangani kontrak dengan tim Argentina Juniors. Ia bertanggungjawab atas keuangan seluruh anggota keluarganya.
Prestasinya melesat, kemudian Maradona bergabung bersama Boca Juniors, pada tahun 1981. FC Barcelona kemudian memboyong dia setahun kemudian.
Pribadi kontroversial
Ia menderita cedera dan menjalani gaya hidup mewah saat bermain di Eropa. Ia dikenal sebagai pemain sepak bola yang kontroversial dan memiliki temperamen yang keras.
Dalam pertandingan terakhirnya untuk Barcelona - dalam final Copa Del Rey tahun 1984 melawan Atletico Bilbao - Maradona terlibat dalam perkelahian sengit. Ia menyodok kemudian membanting pemain lawan.
Setelah peristiwa memalukan itu, Napoli lantas mengambil risiko dengan membeli Maradona.
Pindah ke Napoli - klub yang sedang berjuang dalam kompetisi Liga Italia saat itu - bukan hal yang membanggakan bagi peningkatan prestasi Maradona.
Hanya saja, Maradona melihat bahwa ada sekitar 80.000 penggemar fanatik Napoli yang menunggu dia dan siap membentangkan karpet merah bagi pemain berpaspor Argentina itu.
Maradona kemudian dielu-elukan oleh ribuan fans pada acara pembukaan stadiona baru Napoli pada Juli 1984, sebelum kompetisi Liga Italia bergulir.
"Napoli dikenal sebagai salah satu kota yang termiskin di Italia, selain dilabel sebagai kota yang sarat dengan kriminalitas di Eropa saat itu," kata Kapadia.
"Mereka memerlukan kehadiran seorang pahlawan," katanya menegaskan sebagaimana dikutip dari fox sports.
Berpostur tubuh kecil untuk ukuran Eropa pada umumnya, kuat, dan piawai melakukan dribel, Maradona dikenal memiliki teknik sepak bola yang mumpuni.
Maradona mengukir prestasi selangit, kemudian ditunjuk sebagai kapten timnas Argentina dalam Piala Dunia 1986 di Meksiko.
Dalam usia 26 tahun, Maradona membawa Argentina mengalahkan Inggris dengan skor 2-1. Ia mencetak dua gol, salah satu gol yang ia ciptakan dikenal sebagai insiden dari gol "Tangan Tuhan". Ia menggunakan tangannya untuk mendorong bola masuk ke jaring gawang timnas Inggris.
Baca juga: Maradona tawarkan diri latih Manchester United
Baca juga: Lionel Messi vs Diego Maradona
Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2019