• Beranda
  • Berita
  • Wakapolri pantau investigasi kematian mahasiswa di Kendari

Wakapolri pantau investigasi kematian mahasiswa di Kendari

27 September 2019 18:14 WIB
Wakapolri pantau investigasi kematian mahasiswa di Kendari
Wakapolri Komjen Pol. Ari Dono Sukmanto. (Foto/Syaiful Hakim)

Tim Mabes Polri dan tim Polda Sultra akan saling memperkuat dalam melakukan investigasi. Apa pun hasilnya akan disampaikan ke publik

Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia menjadwalkan kunjungan Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto untuk memantau proses investigasi kematian dua orang mahasiswa peserta unjuk rasa menolak revisi undang undang yang mengundang kontroversi di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhart di Kendari, Jumat, mengatakan Polri membentuk tim yang ditugaskan menginvestigasi dugaan kesalahan penanganan unjuk rasa yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

"Mabes Polri mengatensi pengungkapan sebab-sebab kematian dua mahasiswa pengunjukrasa di Kendari. Kehadiran Wakapolri di Kendari bukti Polri serius mengusut kematian dua pengunjukrasa," kata Harry.

Polri membentuk dua tim untuk melakukan investigasi dugaan kesalahan standar operasional prosedur (SOP) dalam pengamanan unjuk rasa yang mengakibatkan dua mahasiswa Universitas Halu Oleo meninggal.

Dua tim bentukkan Mabes Polri adalah Divisi Profesi dan Pengamanan Polri yang dipimpin Brigjen Pol Hendro Pandowo dan tim Inspektorat Pengawasan Umum Polri dibawah kendali Brigjen Pol Dedi Gabriel.

Baca juga: Wakapolri bertolak ke Kendari terkait mahasiswa tewas saat demo

"Kehadiran dua perwira tinggi akan memastikan apakah ada kesalahan SOP dalam penanganan unjuk rasa. Tim investigasi akan bekerja profesional," ucap Harry.

Ia mengimbau elemen masyarakat tidak terprovokasi isu-isu yang sengaja diembuskan pihak tidak bertanggung jawab untuk tujuan mengganggu ketenteraman masyarakat.

"Beri kesempatan dan percayakan kepada Kepolisian untuk mengungkap pelaku penembakan mahasiswa maupun warga yang tidak ikut berunjukrasa," ujarnya.

Harry menambahkan Kapolda Sultra telah membentuk tim gabungan dari Direktorat Reserse Kriminal Umum, Direktorat Intelijen dan Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis) atau identifikasi TKP (Tempat Kejadian Perkara).

"Tim Mabes Polri dan tim Polda Sultra akan saling memperkuat dalam melakukan investigasi. Apa pun hasilnya akan disampaikan ke publik," tuturnya.

Unjuk rasa ribuan massa gabungan dari sejumlah perguruan tinggi serta pelajar di Kota Kendari, Kamis (26/9) menyebabkan dua orang meninggal dunia.

Peserta unjuk rasa Randi (21), mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo (UHO) dinyatakan meninggal dunia akibat luka tembak di dada sebelah kanan Kamis (26/9) sekitar pukul 15.30 WITA.

Baca juga: Pengamat: Aparat harus usut tuntas tertembaknya mahasiswa di Kendari

Sedangkan korban Muh Yusuf Kardawi (19) meninggal dunia setelah menjalani operasi akibat luka serius dibagian kepala di RSUD Bahteramas pada Jumat dini (27/9) sekitar 04.00 WITA

Korban penembakan bukan hanya peserta unjuk rasa, tetapi juga seorang ibu hamil enam bulan yang sedang tertidur lelap di rumahnya Jln. Syeh Yusuf, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari Kamis (26/9) sekitar pukul 16.00 WITA.

Identifikasi sementara disebutkan bahwa peluru yang diangkat dari betis ibu hamil berkaliber 9 milimeter.

"Proyektil yang diangkat dari betis sebelah kanan ibu Putri menjadi barang bukti uji balistik Mabes Polri," imbuhnya.

Rumah korban yang berkonstruksi permanen berjarak sekitar 2 kilometer dari gedung DPRD Sultra yang menjadi kosentrasi pengamanan unjuk rasa oleh aparat kepolisian.

Baca juga: Demo mahasiswa, di Kendari mereka tolak RUU Pertanahan

Pewarta: Sarjono
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019