Kami ingin agar manfaat IE-CEPA diketahui kalangan usaha dan khalayak umum sedari dini...
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional bermitra dengan Swiss Cham Indonesia melakukan sosialisasi Indonesia-European Free Trade Association Comprehensive Economic Cooperation (IE-CEPA) kepada segenap pemangku kepentingan di Makassar, Sulawesi Selatan.
Perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif ini berlaku antara Indonesia dengan empat negara yang tergabung dalam European Free Trade Association (EFTA), yaitu Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia.
“Kami ingin agar manfaat IE-CEPA diketahui kalangan usaha dan khalayak umum sedari dini, sehingga setelah proses ratifikasi di DPR selesai, diharapkan IE-CEPA dapat mulai berlaku selambat-lambatnya awal 2020,” kata Direktur Perundingan Bilateral Kemendag Ni Made Ayu Marthini lewat keterangannya diterima di Jakarta, Jumat.
Made mengharapkan pelaku usaha sudah mulai bersiap memanfaatkan skema preferensial ini, baik dalam perdagangan barang, jasa, ketenagakerjaan, investasi, dan kerja sama ekonomi.
Lebih lanjut Made menjelaskan bahwa secara umum terdapat tiga alasan untuk membentuk kerja sama ini. Pertama, selain karena negara EFTA memiliki daya beli yang tinggi, mereka termasuk dalam pasar nontradisional Indonesia.
Kedua, EFTA dapat menjadi hub yang sangat strategis untuk ekspor tidak langsung Indonesia ke mitra perjanjian kerja sama negara-negara EFTA di seluruh dunia. Saat ini EFTA memiliki 29 perjanjian kerja sama dengan 40 negara, termasuk Uni Eropa.
Ketiga, kerja sama EFTA juga diperkuat dengan kerja sama teknis di berbagai bidang untuk meningkatkan daya saing industri dalam negeri, seperti sektor pertanian, perikanan, manufaktur, transportasi.
Sedangkan, kerja sama di bidang pengembangan kapasitas, Indonesia-EFTA sepakat mewujudkan kerja sama yang konkret dalam sektor promosi ekspor, pariwisata, UMKM, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), kakao, kelapa sawit, pendidikan vokasional, industri maritim, serta perikanan. Pengembangan kapasitas ini akan dilakukan dengan melibatkan politeknik, vocational training centre, serta pihak swasta.
Untuk akses pasar perdagangan barang khususnya, manfaat yang didapatkan adalah tarif preferensi untuk sekitar 99 persen produk Indonesia ke EFTA, yaitu kelapa sawit, produk perikanan, emas, alas kaki, kopi, mainan, tekstil, furnitur, peralatan listrik, mesin, sepeda, dan ban.
Sementara sektor jasa yang diuntungkan dalam IE-CEPA adalah jasa profesional, telekomunikasi, distribusi, pendidikan, konstruksi, lingkungan, keuangan, pariwisata, rekreasi dan budaya, serta transportasi.
Sedangkan, sektor yang berpotensi mendapatkan investasi langsung dari EFTA meliputi sektor keuangan dan perbankan, telekomunikasi, farmasi, kimia, plastik, pertambangan, migas, energi panas bumi, serta manufaktur dan jasa logistik.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019