"Tahun ini Maluku mendapat penambahan tiga tide gauge dan dijadwalkan penyerahannya November 2019," ujar Doni usai meninjau sejumlah lokasi terdampak bencana di Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, kabupaten Maluku Tengah serta Kota Ambon, Jumat.
Menurutnya, penambahan piranti pendeteksi perubahan ketinggian permukaan air laut itu merupakan kerja sama BNPB dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) serta BMKG.
Penambahan piranti canggih tersebut dinilainya wajar mengingat Maluku merupakan salah satu daerah rawan terjadinya tsunami yang dipicu oleh gempa tektonik, erupsi gunung api dan longsoran bawah laut.
Baca juga: BNPB: Korban meninggal gempa Ambon 19 orang
Mantan Pangdam XVI Pattimura tersebut mengaku tidak mengingat persis lokasi pemasangan ketiga peralatan canggih tersebut, tetapi salah satunya di perairan Masohi, ibu kota kabupaten Maluku Tengah.
"Kita akan mendorong supaya bantuan peralatan tide gauge ini dipercepat. Kemungkinan bisa lebih dari 3 unit," ujarnya.
Dia menambahkan, saat ini sudah terpasang tiga tide gauge di provinsi Maluku yakni di Pulau Banda, di depan Teluk Ambon dan di Pulau Buru.
Tide gauge merupakan garda tengah dari sistem deteksi tsunami yang dipasang di perairan dan dapat mendeteksi gelombang dengan mengukur perubahan permukaan laut. peralatan ini memiliki sensor radar dan tekanan sehingga memungkinkan untuk mendeteksi tsunami lebih cepat.
Data yang dihasilkan oleh sensor tide gauge akan disimpan ke dalam mesin pencatat data. Perangkat ini berada dalam boks panel bersama dengan sistem operasi sensor. Data pengamatan tersebut akan dikirimkan ke Bakosurtanal dan BMG secara real time dengan perantara satelit komunikasi Very Small Aperture Terminal (VSAT).
Baca juga: Kepala BNPB imbau warga tidak terdampak gempa kembali ke rumah
Baca juga: Kondisi warga tiga desa di pengungsian memprihatinkan
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019