Malaysia terlalu kecil menghadapi kekuatan utama di Asia itu bahkan kendati kapal-kapal China melakukan penelitian untuk minyak dan gas di perairannya di Laut China Selatan tanpa izin, kata dia kepada sebuah media online dalam kunjungan ke New York pekan ini.
"Kami lihat apa yang mereka lakukan, kami melaporkan apa yang mereka kerjakan, tetapi kami tidak mengejar kapal-kapal itu atau berusaha agresif," kata Mahathir kepada BenarNews https://www.benarnews.org/english/news/malaysian/question-answer-09272019150003.html.
"Negara-negara bagian Malaysia sudah ada dekat China selama 2.000 tahun belakangan. Kami tetap ada karena kami tahu bagaimana berperilaku. Kami tidak berusaha agresif karena kami tidak punya kapasitas, jadi kami gunakan cara-cara lain."
Dia mengatakan di masa lalu Malaysia biasa mengirim ke China "bunga-bung emas dan perak tiap tahun sebagai simbol keberadaan kita secara praktis, baik, tunduk pada mereka".
Bulan ini China dan Malaysia sepakat membentuk mekanisme dialog bersama untuk Laut China Selatan, sementara hubungan antara kedua negara membaik. China merupakan mitra dagang terbesar Malaysia.
Presiden China Xi Jinping telah mengawasi sebuah rencana besar untuk memperbarui pasukannya ketika negara itu meningkatkan kehadirannya di Laut China Selatan dan di sekitar Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, menggetarkan saraf di sekitar kawasan dan di Washington.
Mahathir juga mengatakan kekuatan Cina adalah alasan bagi mayoritas Muslim Malaysia tidak banyak bicara terhadap tuduhan penganiayaan oleh Bejing atas Muslim Uighur.
"Anda jangan coba-coba dan melakukan sesuatu yang akan gagal, jadi lebih baik untuk menemukan cara-cara lain yang tidak terlalu keras untuk tidak terlalu memusuhi China, karena China bermanfaat bagi kita," katanya.
"Tentu negara itu sebagai mitra dagang terbesar kami dan Anda tidak ingin melakukan sesuatu yang akan gagal, dan dalam proses juga kami akan menderita."
Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan sedikitnya 1 juta orang etnis Uighur dan Muslim lain ditahan tempat-tempat khusus yang menurut China "pusat pelatihan vokasional" untuk menghapus ekstrimisme dan memberikan orang-orang ketrampilan baru.
Sumber: Reuters
Baca juga: Putin undang Mahathir ke Rusia
Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019