Industri kuliner di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami pertumbuhan pesat, sehingga menggerakan perputaran uang sangat cepat, begitu juga pertumbuhan ekonomi di wilayah ini.Kami sedang promosikan wisata kuliner supaya menjadi tujuan wisata baru di Kulon Progo
Kepala Bidang Industri Dinas Perdagangan Kulon Progo Dewantoro di Kulon Progo, Minggu, mengatakan pertumbuhan industri kuliner atau industri olahan pangan di Kulon Progo berkembang luar biasa karena masyarakat semakin cerdas menangkap peluang usaha.
"Ukuran salah satunya, yakni jam malam. Saat ini, ada usaha kuliner di setiap kecamatan mulai menggeliat dari sore hingga pukul 22.00 WIB," kata Dewantoro.
Ia mencontohkan lokasi pertumbuhan pusat kuliner yang berkembang pasat, yakni depan Balai Desa Ngentakrejo (Lendah), perbatasan Kulon Progo-Bantul atau kawasan Jembatan Srandakan (Galur), Pasar Totogan (Samigaluh), dan Dekso (Kalibawang).
Lokasi tersebut berkembang pesat. Di sana pertumbuhan kuliner berkembang pesat, dan menjadi pusat ekonomi masyarakat di malam hari.
"Hal yang menarik adalah masyarakat Kulon Progo semakin pandai memanfaatkan peluang usaha. Mereka mengais rejeki di situ dengan kemampuan yang ada, seperti modal terbatas, tetapi tidak menyurutkan mereka memanfaatkan peluang yang ada," katanya.
Selain itu, lanjut Dewantoro, usaha kuliner di Kulon Progo ini melibatkan ribuan masyarakat. Sedikitnya, 12.500 pelaku kuliner, baik kecil dan menengah di Kulon Progo. Untuk itu, Dinas Perdagangan Kulon Progo intensif melakukan pelatihan olahan makanan berbasis potensi lokal.
"Saya melihat ke depan kalau bandara ini bener-bener beroperasi penuh, mereka akan mengembangkan potensi yang ada untuk mendapatkan keuntungan dengan mengembangkan potensi kuliber," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Wisata Dinas Pariwisata Kulon Progo Yudono mengatakan saat ini, Kulon Progo sedang mengembangkan pariwisata berbasis budaya, tetapi tidak menutup kemungkinan mengembanngkan wisata kuliner.
"Kami sedang promosikan wisata kuliner supaya menjadi tujuan wisata baru di Kulon Progo," kata Yudono.
Ia mengatakan salah satu wisata kuliner yang mulai dirintis, yakni wisata kuliner coklat dan pegagan di Kalibawang dan wisata kopi di Samigaluh. Dispar sudah mempromosikan wisata kuliner tersebut ke berbagai intansi dan agen wisata. "Wisata kuliner sudah kami promosikan," katanya.
Menurut dia, wisata kuliner ini belum banyak dilirik oleh masyarakat dan investor. Hal ini memang menjadi pekerjaan rumah bagi Dispar untuk menggiatkan promosi potensi wisata kuliner di Kulon Progo.
"Promosi sudah kami gencarkan, namun memang belum ada tanggapan," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019