• Beranda
  • Berita
  • Menristekdikti: Konventer kit diesel duel fuel lebih hemat energi

Menristekdikti: Konventer kit diesel duel fuel lebih hemat energi

29 September 2019 13:43 WIB
Menristekdikti: Konventer kit diesel duel fuel lebih hemat energi
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir (dua dari kanan) menyaksikan uji laboratorium sistem kerja uji konverter kit diesel duel fuel (DDF) untuk mesin multisilinder kapal perikanan di Balai Besar Penangkapan Ikan (BPPI) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (29/09/2019). (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)

dengan konverter kit ini ada penghematan sebesar 35 persen

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meluncurkan konverter kit sebagai solusi pengolah bahan bakar minyak (BBM) yang lebih hemat energi sehingga dapat meningkatkan efisiensi biaya operasional bagi nelayan untuk melaut.

"Kalau solar penggunaannya bisa 100 persen, dengan konverter kit ini ada penghematan sebesar 35 persen. Penghematan ini karena kita pakai LPG yang harga per kg mencapai Rp10 ribu," kata Nasir dalam acara uji terap konverter kit diesel duel fuel (DDF) untuk kapal di atas 30 GT dan transportasi darat lainnya di Balai Besar Penangkapan Ikan (BPPI) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Semarang, Jawa Tengah, Minggu.

Sistem diesel duel fuel memungkinkan mesin kapal untuk menggunakan dua jenis bahan bakar yakni diesel dan gas untuk mencapai penggunaan energi yang optimal antara bahan bakar gas (BBG) yang memiliki efisiensi tinggi dan diesel yang bertenaga besar.

Baca juga: 2020, pemerintah bagikan 50 ribu konverter elpiji untuk nelayan-petani

Produk tersebut merupakan karya cipta dari PT Cahya Gemilang yang bermanfaat bagi keberlangsungan nelayan dalam mencari ikan di laut. Dengan harga BBM mulai melonjak naik, maka dibutuhkan suatu alternatif energi berupa bahan bakar gas (BBG) yang memiliki efisiensi pembakaran lebih baik daripada BBM serta harga yang lebih murah.

Pada kesempatan itu, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara PT Cahya Gemilang Semesta selaku pemegang teknologi dan PT Para Amartha LNG sebagai industri yang akan menggunakan konverter kit ini.

Biaya operasional nelayan saat melaut sangat didominasi oleh unsur dari bahan bakar minyak (BBM) yang menempati porsi kurang lebih 60-70 persen. Dengan kondisi ini, maka didorong penggunaan teknologi untuk penghematan atau efisiensi penggunaan bahan bakar melalui pemanfaatan konverter kit.

Baca juga: 1.471 konverter kit disalurkan untuk nelayan di Kepri dan Sumut
Baca juga: Kementerian ESDM bagikan 500 konverter untuk nelayan Lombok


Abdul Hakim Pane yang merupakan inventor dari konventer kit mengatakan alat ini merupakan produk teknologi yang menerapkan energi baru untuk menjawab kebutuhan masyarakat terutama nelayan.

Penelitian yang menghasilkan konventer kit ini dilakukan kurang lebih lima tahun. Dan insentif pembiayaan penelitian yang dikucurkan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi pada 2019 saja sebesar Rp800 juta.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono mengapresiasi konverter kit yang dapat mengurangi biaya operasional nelayan khususnya dalam biaya penggunaan bahan bakar.

Dengan biaya lebih hemat maka keuntungan nelayan lebih besar sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan.

"Melalui kemajuan teknologi serta riset dan inovasi kita majukan Indonesia dan sejahterakan masyarakat Indonesia," ujarnya.

Baca juga: Tiga kementerian upayakan hilirisasi konverter kit untuk kapal nelayan
Baca juga: Menristekdikti perkenalkan konventer kit kepada nelayan Jepara


 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019