Tajay Gayle sumbang emas pertama untuk Jamaika

29 September 2019 23:47 WIB
Tajay Gayle sumbang emas pertama untuk Jamaika
Tajay Gayle (Jamaika) melakukan victory lap dengan bendera kebangsaan Jamaika setelah menjuarai lompat jauh putri pada Kejuaran Dunia Atletik di Khalifa International Stadium, Doha, Qatar (REUTERS/USA TODAY Sports/Kirby Lee)

Saya hanya fokus pada satu hal. Saya tidak membiarkan apa pun mengganggu atau mengalihkan perhatian saya

Atlet lompat jauh Jamaika Tajay Gayle menjadi penyumbang medali emas pertama untuk negaranya setelah melakukan lompatan sejauh 8,69 meter pada Kejuaraan Atletik Dunia 2019 di Doha, Qatar, Sabtu waktu setempat.

Menurut laman resmi IAAF, Gayle, peraih medali perak Pan American Games 2019 itu berhasil mengalahkan juara dunia sebelumnya sekaligus bintang atletik yang favorit juara, Juan Miguel Echevarria, yang sempat memimpin babak kualifikasi dengan lompatan sejauh 8,40 meter.

Namun pada laga final, lompatan ketiga Gayle sejauh 8,46 meter telah membuatnya jauh lebih unggul dari pada Echevarria sehingga kesempatan meraih medali emas pun sangat terbuka bagi atlet berusia 23 tahun itu.

Kemudian, semua mata tertuju kepada atlet Kuba Echevarria, yang tahun lalu menetapkan waktu terbaik 8,68 meter dan mengantarkannya pada peringkat ke-10 dunia ternyata gagal melampaui Gayle pada lomba yang berlangsung di Stadion Khalifa itu. Echevarria pun harus puas dengan perolehan medali perunggu setelah melakukan lompatan 8,34 meter.

Baca juga: Christian Coleman juara dunia 100 meter

Medali perak diraih oleh juara Olimpiade 2016 Jeff Henderson dari Amerika Serikat yang membukukan lompatan sejauh 8,39 meter.

“Saya hanya fokus pada satu hal. Saya tidak membiarkan apa pun mengganggu atau mengalihkan perhatian saya. Kemarin (dalam kualifikasi) saya terlalu banyak berpikir. Tetapi tidak ada yang perlu dipikirkan pada saat final. 8,69 meter adalah lompatan yang sempurna bagi saya. Saya sangat bersyukur,” kata Gayle seperti dikutip laman resmi IAAF.

Sementara Echevarria, peraih medali perunggu menyatakan tidak puas dengan hasil yang didapatkannya.

"Saya tidak puas. Tahun ini sangat menantang. Saya belum pernah berlaga di akhir musim seperti ini, tetapi saya senang bisa memenangkan medali pertama untuk Kuba di sini (Doha). Saya berharap untuk (tampil) tahun depan,” ujar Echevarria.

Baca juga: DeAnna Price jadi perempuan AS pertama raih juara dunia lontar martil

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2019