"Sampai sekarang data perantau yang ingin pulang ini masih belum pasti. Ada yang sudah daftar, kemudian batal. Kita tunggu data pasti malam ini," kata Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit di Padang, Senin.
Ia mengatakan sebagian dari perantau itu sebelumnya sudah punya usaha yang mapan dan aset di Wamena. Namun habis terbakar pada kerusuhan yang menelan korban jiwa.
Tetapi informasi terakhir, aset yang rusak tersebut akan diperbaiki oleh Kementerian PU PR, karena itu akan sangat sayang jika aset milik perantau itu hilang jika pulang kampung.
Baca juga: 327 KK perantau Minang di Wamena minta pulang
Sebagian dari mereka juga ada yang telah lahir dan besar di Papua dan hubungan ke kampung halaman tidak terlalu rapat. Apalagi mereka harus mempertimbangkan usaha untuk melanjutkan hidup di kampung halaman.
"Jadi banyak pertimbangan mereka ini sehingga data yang mau pulang itu belum juga pasti sampai sekarang," kata Nasrul.
Terkait dana kepulangan menggunakan kapal laut, Pemprov Sumbar akan mengupayakan agar bisa ditanggulangi menggunakan dana Baznas. Nanti semua anggaran yang dikeluarkan akan diganti menggunakan uang bantuan dari seluruh masyarakat dalam rekening Sumbar Peduli Sesama.
Baca juga: Bupati upayakan pemulangan perantau Pesisir Selatan dari Wamena
Gubernur Irwan Prayitno menurutnya juga sudah melobi para perantau di Jakarta, BUMN dan BUMD untuk ikut membantu biaya pemulangan perantau dari Wamena itu.
Saat ini dana yang terkumpul di rekening Sumbar Peduli Sesama sekitar 300-an juta dan terus bertambah.
Diperkirakan ada seratus orang lebih perantau di Wamena yang ingin pulang ke kampung halaman.
Baca juga: Butuh Rp4,5 miliar untuk bantu perantau Minang di Wamena
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019