Sekitar pukul 17.30 WIB, ketegangan antara massa aksi dan pihak kepolisian sudah mereda, bahkan beberapa pedemo terlihat berbaur dengan petugas kepolisian.
Baca juga: Demo di DPR, Polisi amankan tiga pendemo saat kericuhan di Palmerah
Namun, beberapa menit kemudian, massa menjadi anarkis, karena terpancing suara tembakan gas air dari arah jembatan layang Slipi dan mulai menyerang petugas kepolisian.
Petugas kepolisian terus menghimbau agar massa tidak anarkis dan menyerang dengan lemparan batu, botol hingga menembakkan kembang api.
Baca juga: Demo DPR, Polisi bagikan minuman pada pedemo
Karena tidak diindahkan, polisi memaksa pengunjuk rasa membubarkan diri dengan menembakkan gas air mata.
"Cukup dek, sudah, orang tuamu menunggu di rumah, tidak ada gunanya melawan," imbau polisi.
Ribuan massa aksi tergabung dari elemen buruh, mahasiswa dan pelajar masih menyampaikan orasi dan tuntutan di sekitar Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
Massa itu hendak menuju DPR RI yang tertahan tiga lapis yakni pembatas plastik, beton dan kawat berduri. Selain itu, ratusan polisi anti huru hara juga disiapkan untuk menghalau pedemo.
Baca juga: Demonstrasi DPR, massa menyerang mobil polisi
Seperti yang diketahui, dalam satu minggu terakhir telah terjadi demo yang diinisiasi oleh mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia.
Pedemo menuntut tujuh hal dengan tuntutan utama menolak RKUHP, RUU Pertambangan Minerba, RUU Pertanahan, RUU Permasyarakatan, RUU Ketenagakerjaan.
Selain itu massa mendesak UU KPK dan UU SDA dibatalkan serta disahkannya RUU PKS dan Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.
Pewarta: Laily Rahmawaty dan Fauzi
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2019