Pasien RSUD Haulussy masih dirawat di tenda

30 September 2019 20:12 WIB
Pasien RSUD Haulussy masih dirawat di tenda
Puluhan pasien RSUD Haulussy Ambon masih dirawat di delapan tenda darurat yang disiapkan Dinas Sosial Pemerintah provinsi Maluku.

jika kondisi sudah aman maka kita akan memindahkan pasien untuk dirawat ke ruangan

Puluhan pasien RSUD Haulussy Ambon masih dirawat di tenda darurat yang disiapkan Dinas Sosial provinsi Maluku.

Hingga hari ke empat usai peristiwa terjadinya gempa berkekuatan Magnitudo 6,5 puluhan pasien masih dirawat di delapan tenda darurat di halaman RS, kata ketua satgas bencana RSUD Haulussy Ambon, Jacky Tuamely, Senin.

Dikatakannya, sejumlah pasien memilih dirawat di tenda karena khawatir terjadinya gempa susulan sehingga memilih di tenda.

Baca juga: Mensos serahkan bantuan Rp1,3 miliar untuk korban gempa Ambon

Baca juga: 725 kali gempa susulan terjadi di Ambon, sebut BMKG


"Pasien yang mendapat perawatan medis di tenda merupakan pasien reguler dan korban gempa, yang takut dirawat di ruangan," katanya.

Dokter Jacky menjelaskan, fasilitas bagi pasien yang dirawat di tenda sama dengan yang di ruangan.

Pihaknya juga mendapat bantuan air bersih dan MCK darurat dari dinas PUPR Provinsi Maluku, sehingga pasien maupun keluarga tidak kesulitan.

"Tenda ukuran kecil ditempati 1-3 pasien sedangkan tenda besar ditempati 10 pasien, yang dijaga tenaga medis," ujarnya.

Disinggung pasien korban gempa yang dirawat di RSUD, Jacky mengatakan pasien yang masuk sebanyak 27 orang, dua pasien diantaranya meninggal dunia, tujuh pasien telah diperbolehkan pulang dan 18 lainnya masih menjalani perawatan.

Pasien korban gempa umumnya sakit patah tulang enam orang, stroke dua orang, dan satu bayi yang mengalami cedera berat di bagian kepala akibat pendarahan di otak.

"Kami masih menunggu informasi BMKG, jika kondisi sudah aman maka kita akan memindahkan pasien untuk dirawat ke ruangan," kata Jacky.

Baca juga: Mendikbud bertemu siswa terdampak gempa di Pulau Ambon

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019