Ketua Ikatan Keluarga Besar Papua di Surabaya (IKBPS) Pieter Frans Rumaseb, di Surabaya, Selasa, mengatakan salah satu bukti persaudaraan warga Surabaya-Papua adalah upaya Pemkot Surabaya membantu rombongan dari Yayasan Surya Nuswantara Papua yang kehabisan tiket kapal untuk pulang ke Jayapura, Papua.
"Ibu wali kota sudah memerintahkan saya untuk perhatikan saudara-saudara dari Papua ini," kata dia.
Pieter menjelaskan rombongan yang berjumlah 20 orang ini baru pulang dari Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Solo. Rombongan ini tiba di Terminal Gapura Surya Nusantara, Surabaya pada 25 September 2019. Namun, ketika transit di Terminal Gapura Surya Nusantara mereka tidak mendapatkan tiket pulang ke Jayapura, sehingga mereka harus menunggu kapal berikutnya pada 2 Oktober 2019.
Baca juga: LBH Surabaya dorong penyelesaian kasus asrama Papua secara transparan
Setelah komunikasi dengan pihak PT. PELNI, lanjut dia, mereka baru mendapatkan tiket kapal pada 2 Oktober. Sambil menunggu keberangkatan itu, mereka menginap di terminal Gapura Surya Nusantara.
"Setelah mendengar informasi itu, saya selaku Ketua IKBPS langsung datang ke sana dan membawa mereka menginap di salah satu hotel di Surabaya," katanya.
Menurut Pieter, informasi ini sudah didengar oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang saat ini sedang kunjungan kerja ke Korea Selatan. Bahkan, keberadaan mereka juga sudah didengar oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, sehingga kedua pimpinan ini memberikan perhatian khusus kepada mereka.
Oleh karena itu, lanjut dia, sejak mereka masuk ke hotel, semua akomodasinya dibantu oleh Pemkot Surabaya, terutama oleh keluarga besar IKBPS. Bahkan, mereka akan diajak keliling wisata di Kota Surabaya.
"Jadi, pemkot dan pemprov selaku representasi dari negara, hadir di tengah-tengah mereka. Kami bantu mereka karena kita bersaudara, sesama anak bangsa Indonesia," katanya..
Pieter juga memastikan bahwa bantuan ini sebagai salah satu bukti bahwa warga Kota Surabaya dengan Papua itu bersaudara. "Saya selalu sampaikan bahwa pelangi itu indah karena terdiri dari berbagai warna, makanya ketika salah satu warna tidak muncul, maka pelangi itu tidak akan indah lagi. Begitu pula dengan Bhinneka Tunggal Ika kita," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Surabaya persilahkan ASN terlibat rasisme diproses hukum
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019