“Gak lama (selesai). Paling tidak harapan kami menjelang SEA Games sudah jadi karena minimal setingkat peraturan menteri dulu,” kata Gatot di Jakarta, Selasa.
Gatot mengatakan peraturan tersebut akan memberikan definisi tentang perbedaan antara esport dan video gaming sehingga tidak akan membingungkan ataupun menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat. Dengan regulasi tersebut diharapkan dapat menjadi edukasi dan membangun pemahaman tentang esport yang memiliki prinsip dan nilai-nilai sama dengan cabang olahraga lainnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus berkomitmen untuk mengembangkan esport di Indonesia meskipun nantinya akan ada pergantian pemerintahan.
“Kami mulai menyusun regulasi-regulasi untuk mendukung itu (pengembangan esport), termasuk sosialisasi, dan sebagainya. Serta yang tidak kalah penting mendukung pelaksanaan event-event atau turnamen esport,” ujar Gatot.
Salah satu upaya pemerintah mendukung esport adalah melalui penyelenggaraan Piala Presiden Esport (PPE) perdana pada awal tahun ini. Dengan turnamen tersebut Gatot berharap dapat menjaring atlet-atlet esport yang bertalenta dan berprestasi untuk mengharumkan nama bangsa di dunia global.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Ketua Panitia Pelaksana PPE 2020 Giring Ganesha. Ia mengemukakan bahwa esport memiliki dampak besar untuk meningkatkan ekonomi dan prestasi jika diberi dukungan untuk bertumbuh sebagai industri.
“Semua harus dimulai dengan membangun ekosistemnya dulu. Harus ada kompetisi-kompetisi berjenjang yang menjadi career path atlet-atlet yang berprestasi sehingga sponsor juga terus masuk dan semakin berkembang,” ucap Giring.
“Penyelenggaraan Piala Presiden Esport 2020 mendatang menjadi bukti konkret bahwa pemerintah serius untuk mengembangkan esport,” katanya menambahkan.
Baca juga: Puluhan jagoan olah raga dan esport terima penghargaan di Haornas 2019
Baca juga: Timnas esport optimistis capai target di SEA Games 2019
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2019