Harga minyak dunia jatuh pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah data manufaktur AS yang lemah memicu kekhawatiran atas potensi perlambatan permintaan energi.Data ekonomi AS yang lemah meredupkan prospek permintaan minyak mentah
Aktivitas ekonomi di sektor manufaktur AS mengalami kontraksi pada September, data yang dirilis oleh lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) pada Selasa (1/10/2019).
Indeks Pembelian Manajer (PMI) manufaktur AS tercatat 47,8 persen pada September merupakan yang terendah sejak Juni 2009, turun 1,3 poin persentase dari angka Agustus di 49,1 persen, menurut Laporan Bisnis tentang Manufaktur ISM.
Baca juga: Harga minyak tergelincir karena Saudi memulihkan kapasitas produksinya
Angka di bawah 50 persen menunjukkan sektor manufaktur umumnya mengalami kontraksi. Sementara para ekonom yang disurvei oleh MarketWatch memperkirakan indeks akan mencapai 50,2 persen.
Data ekonomi AS yang lemah meredupkan prospek permintaan minyak mentah, para ahli mencatat.
Sementara itu, harga minyak mendapat dukungan dari laporan penurunan produksi pada produsen minyak utama.
Menurut survei Reuters, produksi minyak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) turun 750.000 barel menjadi 28,9 juta barel per hari pada September di tengah serangan terhadap fasilitas minyak Saudi. Produksi terendah delapan tahun sejak OPEC terakhir memproduksi sangat sedikit.
Patokan AS, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun 0,45 dolar AS menjadi menetap pada 53,62 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember turun 0,36 dolar AS menjadi ditutup pada 58,89 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Baca juga: Harga minyak "rebound" dari terendah 2 minggu dibayangi ekonomi global
Baca juga: Harga minyak bervariasi di tengah kekhawatiran kelebihan pasokan
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019