Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Komite Keselamatan Konstruksi (K2) akan melakukan uji konstruksi terhadap pier head atau kepala tiang pancang Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) Seksi IIIA di Jalan Sholeh Iskandar Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/9), setelah coran konstruksinya sempat ambruk pada Rabu (10/7).Komite harus turun untuk memastikan ini bisa dipakai atau tidak
"Kamis kita akan melakukan commissioning dari komite K2. Komite harus turun untuk memastikan ini bisa dipakai atau tidak," ujar Direktur Utama PT Marga Sarana Jabar (MSJ), Hendro Atmodjo kepada ANTARA di Bogor, Rabu.
Menurutnya, komite K2 akan menguji secara sampling kepala tiang pancang yang dikerjakan dengan teknik lain dari biasanya, yakni metode shoring. Pasalnya, dari total 57 kepala tiang pancang di sepanjang Tol BORR seksi IIIA, ada 10 di antaranya yang dikerjakan menggunakan metode shoring.
Baca juga: Dua orang luka akibat ambruknya tiang pancang Tol BORR
Hendro menyebutkan, metode shoring digunakan untuk mempercepat pengerjaan kepala tiang pancang. Artinya, kepala tiang pancang dibangun tanpa harus menunggu kering terlebih dahulu tiang pancangnya.
"Kita pakai metode shoring yang baru supaya mempercepat. Ini metode baru, tipe yang baru, harus disetujui oleh PUPR untuk pearhead yang baru, biasanya diuji dua sebagai sampling," kata Hendro.
Di samping itu, pihaknya mengerahkan alat berat dua kali lipat pada pengerjaan Tol BORR seksi IIIA, untuk mempercepat pengerjaan.
"Pekerjaan dengan prosentase paling besar itu mengangkat box girder. Kita menambah alat Launcher Gantry, semula dua menjadi empat. Jadi dibagi empat zona," ujar Hendro.
Ia melalui pelaksana pembangunan Tol BORR Seksi IIIA, PT Pembangunan Perumahan (PP) secara khusus mendatangkan alat berat pengangkut beton dari negara Tiongkok dan dari Italia. Pasalnya, ada sebanyak 2.100 unit box girder yang ditargetkan terpasang pada akhir November 2019.
Hendro menyebutkan bahwa meski insiden coran ambruk sempat mengakibatkan pengerjaan terhenti sekitar satu bulan, tapi tidak mengubah target penyelesaian jalan layang sepanjang 2,66 kilometer tersebut. Pengerjaannya tetap ditarget selesai dalam kurun waktu 12 bulan, yaitu pada tanggal 20 Desember 2020.
"PT PP memastikan bahwa itu tidak mempengaruhi tambahan waktu, jadi tetep 12 bulan pengerjaan sampai tanggal 20 Desember 2019 minimal secara struktur sudah selesai semua," kata Hendro.
Kini, progres pengerjaan konstruksi Tol BORR seksi IIIA sudah mencapai 62 persen. Menurut Hendro, angka tersebut lebih rendah 18 persen dari yang ditargetkan, yakni 80 persen. Tapi ia optimistis pengerahan alat berat tambahan mampu mengejar keterlambatan.
Baca juga: PT MSJ beberkan penyebab tumpahnya coran tiang pancang tol
Baca juga: Pascainsiden Tol BORR, Kementerian PUPR minta BUJT susun metode kerja
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019