Penyelam bergabung dengan ratusan penyelamat lainnya dalam upaya pencarian, dengan menggunakan crane dan ekskavator untuk mengangkat bangkai dua perahu nelayan pasca-insiden Selasa, yang melukai 10 orang, kebanyakan nelayan dari Indonesia dan Filipina.
"Pada pukul 08:48 waktu setempat, petugas menemukan satu jasad nelayan asing...sementara pencarian dua nelayan asing lainnya masih berlanjut," kata Dinas Pemadam Kebakaran melalui pernyataan.
Satu jasad diangkat dari perairan di dekat lokasi kejadian sementara penyelam menyisir bangkai perahu untuk mencari korban hilang.
Tayangan video yang dirilis Korps Patroli Pantai Taiwan menunjukkan jembatan terbelah tepat ketika truk tangki BBM menyeberang. Gumpalan asap tebal pun terlihat setelah muatan truk itu terbakar.
Belum diketahui pasti penyebab ambruknya jembatan itu, yang menghancurkan tiga perahu dan membakar truk tangki di kota Suao. Jembatan, yang dijuluki "jembatan cinta" itu, dibangun pada 1998 dan menjadi daya tarik wisatawan.
Insiden langka tersebut mengejutkan banyak orang di Taiwan, yang secara rutin dilanda gempa dan badai dan juga memiliki standar bangunan yang tinggi, sehingga memicu otoritas melakukan peninjauan seluruh jembatan tua.
Pemerintah membentuk satgas untuk melakukan penyelidikan. Sementara itu, Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen berjanji tidak akan "lari dari tanggung jawab."
"Jembatan Nanfangao secara rutin diperiksa dan dirawat," kata pengelola jembatan, Perusahaan Pelabuhan Internasional Taiwan (TIPC), dalam satu pernyataan, menambahkan bahwa pihaknya telah mengawasi regulasi keselamatan.
Jembatan itu diperkuat kembali pada 2018 dan pengecekan keamanan lainnya dijadwalkan tahun depan, kata perusahaan tersebut. Kerusakan seperti baja berkarat dan retakan pada beton sudah diperbaiki saat pemeriksaan Oktober lalu, tambahnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Jembatan di Taiwan runtuh, tujuh WNI jadi korban
Baca juga: Dua WNI meninggal dunia akibat jembatan runtuh di Taiwan
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019