Baca juga: Massa buruh mulai tiba di simpang Jalan Gatsu - Jalan Pemuda
Berdasarkan pengamatan Antara, unjuk rasa yang berada di depan komplek DPR/MPR jalan Gatot Subroto, Jakarta mulai beranjak membubarkan diri menuju ke arah GBK dan Gedung TVRI, sebagian bersiap beranjak dari Senayan untuk kembali pulang.
Namun, sebagian rombongan lainnya juga nampak bersatu kembali di area GBK depan Pintu 10. Ratusan massa buruh dari berbagai serikat pekerja ingin menemui Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI periode 2019-2024 Puan Maharani untuk menyampaikan tiga aspirasi mengenai nasib tenaga kerja.
“Tujuan aksi kami hari ini ingin menggunakan momentum pelantikan pimpinan DPR RI, kami ingin bertemu langsung dengan Ibu Puan,” kata Ketua Harian Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Muhammad Rusdi saat ditemui di sela aksi.
Baca juga: Ribuan massa buruh padati Jalan Gatot Subroto dekat DPR RI
Walaupun demikian, Rusdi menjelaskan pihaknya belum mendapat jawaban dari pihak DPR RI mengenai permintaan massa menemui Puan.
“Sejauh ini internal kami masih negosiasi, kita tunggu saja,” tambah dia.
Rusdi menyampaikan pihaknya akan memanfaatkan waktu yang diberikan kepolisian untuk melakukan lobi menemui Puan.
“Ya kami akan terus berusaha, karena apabila tidak bertemu (ketua DPR, red) aksi kami sia-sia,” tambah dia.
Baca juga: Kapolda Metro Jaya apresiasi demo buruh berlangsung tertib
Tiga tuntutan yang disampaikan massa buruh dalam aksi di dekat gedung DPR/MPR RI, di antaranya menolak revisi Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, meminta revisi Peraturan Pemerintah (PP) No.78 tahun 2015 tentang Pengupahan, serta menolak rencana kenaikan iuran BPJS Kesehatan.
Massa tiba mulai pukul 11.00 WIB di simpang Jalan Gatot Subroto-Jalan Pemuda, kemudian mereka bergerak ke depan restoran Pulau Dua.
Baca juga: Gagal bertemu Puan, massa buruh bubarkan diri
Akan tetapi, massa tidak dapat bergerak sampai depan gedung DPR/MPR RI karena akses masuk ditutup oleh blok-blok semen, kawat berduri, dan pagar betis anggota kepolisian.
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2019