"Pembuatan batik tulis terpanjang se-Kalbar akan melibatkan 22 orang pembatik tulis, dengan tema aktivitas Sungai Kapuas dan desain khas Melayu," kata Lurah Benua Melayu Laut, Lestari di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan, batik tulis ini, lebih menonjolkan motif bunga kamboja, kemudian dipadukan dengan motif Melayu Pontianak yakni corak insang, motif Dayak dan Tionghoa atau perpaduan tiga etnis.
Dia berharap, dengan kegiatan tersebut maka lebih menggeliatkan lagi semangat para ibu-ibu di Kampung Kamboja dalam mengenalkan batik khas mereka, sehingga tidak hanya dikenal di Pontianak saja, melainkan hingga ke tingkat nasional, bahkan hingga ke mancanegara.
Sementara itu, Ema salah satu penggagas Kampung Batik Kamboja menyatakan, pihaknya bersama ibu-ibu di Kampung Kamboja telah menyulap permukiman tersebut menjadi Kampung Batik, yang bermula dari ide untuk menciptakan batik khas Pontianak, yang kini berkembang menjadi salah satu destinasi wisata di Pontianak.
"Kami dalam membuat batik di sini memang lebih menonjolkan perpaduan motif Bunga Kamboja, yang kini sudah cukup terkenal hingga ke luar Kota Pontianak," ujarnya.
Ia menambahkan, meskipun baru berdiri satu tahun, tetapi sudah banyak karya batik ibu-ibu di sini yang dibeli oleh wisatawan, baik lokal dan nasional, yakni dengan motif khasnya Bunga Kamboja, kemudian motif corak insang dan Rumah Adat Melayu.
"Untuk mengajar para ibu-ibu agar bisa membatik tulis, kami bahkan mendatangkan pengajar dari Yogyakarta," ujarnya.
Sehingga, menurut dia, kini hasil produksi batik mereka sudah banyak dikenal oleh wisatawan mancanegara, terutama dari Malaysia untuk dijadikan oleh-oleh, katanya.
Pewarta: Andilala
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019