BMKG: Aktifitas gempa susulan di Maluku menurun

2 Oktober 2019 18:18 WIB
BMKG: Aktifitas gempa susulan di Maluku menurun
Wakil Gubernur (Wagub) Maluku Barnabas Orno (ketiga kiri) menjenguk korban gempa yang dirawat di rumah sakit lapangan di kompleks Kampus Universitas Darussalam, Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Selasa (1/10/2019). ANTARA/Izaac Mulyawan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan aktivitas gempa susulan pascagempa berkekuatan 6,8 SR di pulau Ambon, Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat (SBB) mengalami penurunan frekuensi.

Data gempa susulan hingga siang telah terjadi 887 kali gempa susulan dan 94 kali dirasakan masyarakat di wilayah Ambon, Kairatu (SBB), Masohi, Haruku, Saparua dan sekitarnya, kata Plh Kepala stasiun geofisika kelas I Ambon, Andy Ashar Rusdi, Rabu.

Dikatakannya, gempa susulan yang terjadi dengan kekuatan kecil yakni dibawah 4 SR.

"Jika melihat periode per hari aktifitas gempa susulan semakin menurun yakni dari hari pertama sebanyak 244 pada periode 24 jam pertama, 214 hingga hari ke enam semakin menurun, diharapkan frekuensinya mendekati angka 0," katanya.
Baca juga: Soal informasi gempa susulan, BPBD imbau warga Maluku tak panik

Gempa yang terjadi kata Andy, karena diduga terjadi di sesar aktif yang merupakan gempa tipe satu yaitu tipe gempa utama yang didahului oleh serangkaian gempa pendahuluan atau foreshocks yang kemudian terjadi gempa utama atau main shock.

"Selanjutnya diikuti oleh serangkaian gempa susulan atau aftershocks," ujarnya.

Dijelakannya, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar lokal.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Ambon ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan sesar mendatar (strike slip fault)

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik jika terjadi gempa bumi.
Baca juga: Takut gempa susulan, warga Kaitetu bermalam di Masjid kuno Wapauwe

Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Tindakan tepat yang harus dilakukan saat terjadi gempa berlindung dibawah meja atau kursi, setelah memastikan aman baru keluar ke halaman agar terhindar dari runtuhan bangunan," tandasnya.

Selain itu, masyarakat diminta untuk memeriksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali kedalam rumah.
Baca juga: BMKG: 40 gempa susulan di Halmahera Selatan

Gempa 6,8 SR guncang Ambon

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019