"Contohnya saja 'heat cramps' yang merupakan gejala nyeri otot mendadak. Kemudian, serangan panas maupun kepanasan parah," ujar Siswanto di Jakarta, Rabu.
Penyakit tersebut, kata dia, terjadi dikarenakan perubahan iklim dan memiliki dampak pada kesehatan manusia.
Menurut dia, masyarakat yang berada di daerah yang mengalami kenaikan suhu panas untuk mewaspadai gejala penyakit tersebut.
"Suhu di Pulau Jawa naik satu derajat selama 20 tahun terakhir. Kondisi itu juga menyebabkan perubahan pada makhluk hidup."
Ia menyebut makhluk hidup yang paling beradaptasi adalah bakteri dan serangga. Semakin besar makhluknya, adaptasinya semakin berkurang.
Perubahan iklim juga mempengaruhi ekosistem terutama pada persediaan air, makanan, perkembangbiakkan vektor penyakit, perubahan gaya hidup, serta ketahanan masyarakat terhadap penyakit.
Untuk itu, kata dia, perlu strategi adaptasi menghadapi perubahan iklim tersebut. Juga perlu dikembangkannya sistem kewaspadaan dini dan respons dengan melakukan analisis data surveilans secara komprehensif untuk membangun sistem yang kuat.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes dr Kirana Pritasari mengatakan perubahan iklim memiliki dampak pada lingkungan yang menjadi media penyebaran penyakit.
Hal tersebut juga memilik dampak penurunan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu kesehatan lingkungan memegang peranan penting dalam upaya pencegahan penyakit.
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019