Lalu seberapa besar dampaknya?
Seperti dilansir Time, Jumat, selama empat tahun mengganti satu kaleng soda atau jus dengan minuman tanpa pemanis semisal air putih setiap hari bisa mengurangi risiko diabetes tipe 2 hingga 10 persen.
Baca juga: Asparagus bagus untuk kendalikan diabetes
Sementara peningkatan konsumsi minuman manis lebih dari setengah porsi per hari selama periode empat tahun berhubungan dengan risiko 16 persen lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
Untuk sampai pada hasil itu, peneliti melibatkan data diet dari 160.000 wanita dan 35.000 pria yang berpartisipasi dalam Nurse's Health Study, serta Health Professionals’ Follow-Up Study.
Peserta menyelesaikan survei diet setiap empat tahun hingga 26 tahun, dan memberi informasi tentang kesehatan dan gaya hidup mereka secara keseluruhan, termasuk apakah mereka menderita diabetes tipe 2.
Para peneliti kemudian memantau perubahan dalam konsumsi minuman, berat badan, dan kesehatan secara keseluruhan.
Seiring waktu, mereka yang minum lebih banyak minuman manis bisa berpeluang lebih tinggi mengalami kenaikan berat badan dan diabetes tipe 2.
Baca juga: Studi jabarkan hubungan tinggi badan dan risiko diabetes
Hal ini tidak mengejutkan karena minuman seperti soda tinggi kalori dan gula yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan, yang merupakan faktor risiko utama untuk mengembangkan diabetes tipe 2.
Tetapi, minuman manis berhubungan dengan risiko diabetes tipe 2 terlepas dari kenaikan berat badan. Perubahan berat badan hanya menyumbang sekitar 28 persen dari hubungan antara konsumsi minuman manis dan risiko diabetes.
Satu teorinya, minuman manis dapat menyebabkan penumpukan lemak pada hati, yang dapat mengganggu aktivitas insulin.
Para peneliti menemukan, minum jus buah sekalipun berhubungan dengan risiko diabetes yang lebih tinggi daripada seperti buah utuh.
Minum bahkan setengah porsi minuman yang diberi pemanis buatan setiap hari juga dikaitkan dengan risiko diabetes 18 persen lebih tinggi dari waktu ke waktu.
Baca juga: "Brown sugar" versus gula putih, mana yang lebih baik untuk diabetes?
Selain itu, menukar minuman manis dengan minuman diet tampaknya tidak mengubah risiko diabetes secara substansial, menurut penelitian.
Penulis studi Jean-Philippe Drouin-Chartier, seorang pakar nutrisi di Harvard T.H. Chan School of Public Health, menekankan, hubungan antara minuman dengan pemanis buatan dan diabetes tidak selalu berarti minuman diet sama buruknya dengan minuman manis, karena beberapa orang dengan masalah medis dapat beralih ke versi diet untuk merasakan manfaat kesehatan yang dirasakan.
Seperti penelitian observasional lainnya, studi ini tidak dapat membuktikan sebab dan akibat — namun hanya melihat pola yang berkaitan dengan kesehatan dan pilihan makanan.
Baca juga: Teh hitam hingga jus tomat bagus untuk penderita diabetes tipe 2
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019