Bank Indonesia diperkirakan masih melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat, menguat menjadi Rp14.137 per dolar AS menyusul spekulasi pasar terhadap The Fed yang akan memangkas suku bunga.
"Laporan data ekonomi Amerika Serikat yang lemah telah memicu spekulasi pasar terhadap peluang pemangkasan suku bunga acuan The Fed," kata Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Terpantau, rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi, bergerak menguat sebesar 36 poin atau 0,25 persen menjadi Rp14.137 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.173 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah bergerak menguat tipis, dipicu redanya tensi politik domestik
Ariston mengemukakan indeks manufaktur AS yang dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM) mengalami kontraksi ke level 47,8 di bulan September. Setiap angka di bawah level 50 memberi sinyal kontraksi.
Sedangkan, indeks nonmanufaktur dari ISM di level 52,6 untuk periode September. Sebelumnya para ekonom memperkirakan di level 55,3.
Sementara itu, Automatic Data Processing (ADP) menunjukan jumlah tenaga kerja di sektor swasta di Amerika Serikat di bulan September hanya meningkat 135.000, sedikit lebih rendah dari estimasi pasar untuk kenaikan 140.000.
Baca juga: Rupiah menguat di bawah Rp14.200, dipicu intervensi Bank Indonesia
Selanjutnya, ia mengatakan fokus pasar akan tertuju pada rangkaian data tenaga kerja AS lainnya, diantaranya laporan "NonFarm Payroll", bila hasil yang dilaporkan turun dari data bulan sebelumnya, maka spekulasi pemangkasan suku bunga acuan AS semakin kuat di pasar.
"Pada akhir Oktober ini, sedianya the Fed akan melaksanakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), kebijakan suku bunga akan menjadi sorotan," katanya.
Direktur Utama Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menambahkan Bank Indonesia yang diperkirakan masih melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi dalam perdagangan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) turut menjadi penopang rupiah.
DNDF merupakan transaksi derivatif valuta asing (valas) terhadap rupiah yang standar (plain vanilla) berupa transaksi forward (berjangka) dengan mekanisme fixing yang dilakukan di pasar domestik.
Baca juga: BI sebut demo mahasiswa menambah kegelisahan pasar finansial
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019