Pemerintah Kabupaten Mimika, Papua, menyatakan siap membantu pengungsi dari Wamena dan Ilaga yang untuk sementara waktu mengungsi ke wilayah itu lantaran situasi keamanan di kedua kabupaten wilayah pegunungan tersebut belum sepenuhnya pulih.Pemkab Mimika akan berkoordinasi dengan Pemkab Jayawijaya dan Pemkab Puncak untuk mengurus pengungsi
Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob di Timika, Jumat, mengatakan sebagai tuan rumah Kabupaten Mimika memiliki tanggung jawab untuk mengurus para pengungsi selama berada di Timika.
"Ini masalah kemanusiaan. Kami punya tanggung jawab untuk melihat dan mengurus mereka jangan sampai selama berada di Timika mereka kelaparan dan merasa diterlantarkan," kata John.
Mantan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Mimika itu mengapresiasi perhatian yang diberikan oleh semua lembaga, paguyuban dan komunitas di Timika seperti Baznas dan lainnya yang telah terlibat aktif mengurus dan membantu para pengungsi dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya dan Ilaga, Kabupaten Puncak.
Baca juga: Untuk tetap mengabdi di Papua, dokter minta pemerintah jamin keamanan
"Terima kasih kepada semua paguyuban, keluarga-keluarga, komunitas dan lembaga masyarakat seperti Baznas yang telah membantu mengurus para pengungsi ini dengan memberikan mereka tempat, makanan, pelayanan kesehatan, dapur umum, bahkan mengurus kepulangan mereka ke kampung halaman masing-masing," kata John mewakili Bupati Mimika Eltinus Omaleng.
Ia mengatakan Pemkab Mimika akan berkoordinasi dengan Pemkab Jayawijaya maupun Pemkab Puncak serta Pemprov Papua untuk mengurus nasib para pengungsi tersebut.
Koordinasi serupa juga dilakukan Pemkab Mimika dengan pemerintah di daerah asal para pengungsi tersebut.
"Kami akan koordinasi dengan pemerintah provinsi dari mana para pengungsi tersebut berasal, apakah mereka mau dipulangkan ke daerah asalnya atau bagaimana. Yang jelas untuk Provinsi Jawa Timur kami sudah melakukan koordinasi. Pemprov Jawa Timur akan membuat posko di Jayapura dan juga merencanakan membuat posko di Timika," jelasnya.
Baca juga: Perantau Minang di Wamena memilih sementara pulang kampung
Sejak kerusuhan melanda Wamena pada 23 September 2019, tercatat sebanyak 223 warga non-asli Papua mengungsi ke Timika, dimana sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak.
Sementara jumlah warga Ilaga yang mengungsi ke Timika sejak Senin (1/10) hingga Kamis (3/10) sudah mencapai lebih dari 200 orang.
Gelombang pengungsian warga Ilaga ke Timika terjadi semenjak kasus penembakan yang menewaskan dua tukang ojek dan seorang penjaga kios akhir pekan lalu yang diikuti dengan serangkaian aksi pembakaran kios, gedung sekolah, rumah guru dan honai milik Kepala Distrik (Camat) Kimak.
Baca juga: Seratusan warga Ilaga kembali mengungsi ke Timika
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019