Staff khusus presiden bidang komunikasi, Adita Irawati, membantah adanya isu buzzer istana yang belakangan santer terdengar di kalangan warganet.
“Buzzer istana ini kan istilah yang diciptakan oleh netizen sendiri. Kita itu secara official kita enggak pernah ada buzzer istana,” ujar Adita ditemui di sela gelaran Siberkreasi di Jakarta, Sabtu.
Namun, Adita tidak memungkiri banyak netizen, yang dia sebut militan, yang membentuk polarisasi untuk mendukung blok tertentu.
Di antara blok-blok tersebut, menurut dia ada yang bersifat organik, asli manusia bukan mesin, tetapi ada pula yang bersifat anorganik.
“Nah yang organik ini, ini betul-betul militansinya luar biasa sehingga (dalam tanda kutip membela, men-defense, apa yang menjadi program atau keputusan dari pemerintah,” kata Adita.
Di antara mereka yang organik, Adita mengakui bahwa sebagian besar adalah relawan. Mereka biasanya melakukan hal tersebut tanpa ada instruksi.
“Kita tidak bisa menyalahkan, tidak bisa melarang juga. Kita apresiasi, tapi kembali lagi mari kita juga melihat bagaimana kemudian inisiatif itu tidak menjadikan polarisasi makin tajam karena tidak baik juga untuk negara kita ke depan,” ujar Adita.
Lebih lanjut, Adita mengimbau mereka yang “militan” untuk menahan diri. Sebab, yang terpenting saat ini, menurut dia, adalah bersatu, solid, dan fokus dalam pembangunan.
“Militansi itu bagus, loyal itu bagus, tapi lebih baik kalo kita juga menahan diri untuk kemudian melakukan itu dengan cara-cara yang lebih positif,” ujar Adita.
Baca juga: Peneliti CIPG: gaji buzzer politik bisa setara UMR
Baca juga: Bareskrim tangkap dua buzzer hoaks server KPU
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019