"Ini adalah bentuk kepedulian Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven OE Kandouw terhadap warga yang terdampak kerusuhan di Wamena," sebut Kepala Bagian Humas Pemprov Sulut Christian Iroth di Manado, Minggu.
Kerusuhan yang terjadi di Wamena telah mengakibatkan terjadinya gelombang pengungsi yang sangat besar yang ingin keluar dari Wamena, terutama warga pendatang yang trauma dengan kejadian kerusuhan tersebut, termasuk pendatang yang berasal dari Sulawesi Utara.
Baca juga: Ingin kembali mengajar, guru di Wamena butuh pemulihan trauma
Pemprov lanjut Christian menugaskan Kepala Badan Bencana Daerah Joy Oroh, Kepala Badan Kesbang Meky Onibala dan Kepala Biro Pemerintahan Jemmy Kumendong bersama pejabat Dinas Sosial meninjau sekaligus membawa bantuan kepada korban yang mengungsi.
Ketika tiba di Bandara Sentani, tim Pemprov dijemput oleh para pengurus Kerukunan Keluarga Kawanua (K3) di Papua bersama dengan ormas adat Minahasa dan langsung diarahkan menuju lokasi pengungsian di Dunlop Sentani.
Sebanyak 75 pengungsi berada di tempat ini, kemudian dilaksanakan dialog untuk mendapatkan masukan secara langsung hal apa yang dibutuhkan dan menyentuh langsung kebutuhan para pengungsi.
"Dari dialog yang dilakukan ternyata yang dibutuhkan adalah bagaimana caranya para pengungsi yang masih berada di Wamena untuk keluar karena banyaknya pengungsi yang masih menunggu daftar tunggu, makanan dan pakaian serta kebutuhan untuk pulang ke Manado karena merasa tidak kondusif lagi untuk tinggal di Wamena," ujarnya.
Di samping pengungsi yang ditampung di tempat tersebut, banyak juga pengungsi yang ditampung langsung oleh keluarga masing-masing bahkan ada yang sudah melanjutkan perjalanan pulang ke Manado.
Tim Pemprov juga akan berkunjung ke lokasi penampungan pengungsi asal Sulut di Kehiran Sentani, kemudian menuju ke Wamena.
Baca juga: TNI-Polri bersama masyarakat kerja bakti setelah kerusuhan Wamena
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019