Sebanyak 3 ton kulit kerang hijau ditebar di perairan Ancol, Jakarta, Minggu, kegiatan ini melibatkan 14 komunitas se DKI Jakarta dan Forum CSR DKI Jakarta dalam rangka menumbuhkan kepedulian untuk menjernihkan kembali perairan Teluk Jakarta melalui kegiatan restorasi Kerang Hijau.Berdasarkan hasil penelitian dan eksperimen tim konservasi Ancol pada pertengahan tahun lalu, diketahui 1 kilogram kerang hijau mampu menyaring air sebanyak 10 liter per jam
Manajer Komunikasi Korporat PT Pembangunan Jaya Ancol, Rika Lestari mengatakan Restorasi Kerang hijau merupakan program konservasi Ancol yang sudah dilakukan sejak 2018 untuk mengembalikan keanekaragahaman hayati perairan Teluk Jakarta.
"Upaya ini tidak bisa dilakukan sendiri perlu keterlibatan banyak pihak. Kami mengajak berbagai pihak mengkampanyekan Restorasi Kerang hijau sebagai sebuah gerakan. Kegiatan ini memperbesar peluang kualitas air laut Teluk Jakarta menjadi semakin baik," kata Rika.
Berdasarkan hasil penelitian dan eksperimen tim konservasi Ancol pada pertengahan tahun lalu, diketahui 1 kilogram kerang hijau mampu menyaring air sebanyak 10 liter per jam. Sebanyak 96 kilogram kerang hijau hasil restorasi yang dilakukan pun telah mampu menyaring 960 liter air laut secara alami dan menurunkan nitrogen sebanyak 21 miligram per jam.
"Target kami tahun ini mendapatkan pertumbuhan 1.000 kg kerang hijau, sehingga akan ada 10 liter air yang difilterisasi setiap jam secara alami, tanpa bantuan teknologi maupun manusia. Dengan keterlibatan Forum CSR DKI
Jakarta, Rumah Millennials dan banyak pihak, kami berharap dapat melampaui target tersebut," kata Rika.
Tiga ton kulit kerang hijau ditebar menggunakan metode ram kawat yang dipasang sebagai media tanam tumbuhnya kerang hijau di perairan Jakarta.
Kembalinya populasi kerang hijau di wilayah pesisir akan berdampak positif pada meningkatnya kualitas air dan biodiversitas serta jumlah biota yang ada di Laut Kawasan Ancol.
Ketua Umum Forum CSR DKI Jakarta, Mahir Bayasut menjelaskan, tercemarnya Teluk Jakarta dari berbagai macam limbah yang mengandung logam berat berbahaya merupakan tanggung jawab bersama semua lapisan masyarakat di DKI Jakarta.
Perlunya seluruh pihak yang memiliki kepedulian lingkungan untuk berkolaborasi dalam upaya melestarikan keanekaragaman hayati di Teluk Jakarta.
"Kami mengapresiasi langkah Manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk yang telah menginisiasi restorasi kerang hijau dan harapannya kegiatan ini dapat menginspirasi perusahaan lainnya untuk lebih peduli kepada masalah lingkungan di DKI Jakarta," kata Mahir.
Salah satu anggota komunitas yang terlibat mengatakan kegiatan restorasi kerang hijau baru pertama kali dilakukannya, sebagai hal baru yang menyenangkan untuk dilakukan.
Baca juga: Dilema Kampung Kerang Hijau, di antara limbah dan reklamasi
Baca juga: Nelayan kerang di Teluk Jakarta keluhkan limbah
Baca juga: Ratusan Pengusaha Kerang Hijau Gagal Mendapatkan Izin
"Belum banyak yang tau juga Kerang hijau punya kemampuan memfilterasi air yang kotor menjadi jernih jadi perlu terus dilakukan," kata Rina anggota Komunitas Jakarta Osoji Club.
Sebelum ditebar ke laut, para peserta terlebih dahulu diajak membuat media penyimpanan kulit kerang terbuat dari kawat ram berukuran 50 cm x 30 cm x 10 cm lalu diisi dengan kulit kerang seberat 20-30 kg gram.
Kulit kerang yang sudah dimasukkan ke dalam kawat ram lalu ditenggelamkan ke perairan Teluk Jakarta kedalaman 2-3 meter. Praktek seperti ini seperti memasang ubin di rumah, jadi kerang yang tersimpan dalam kawat ram akan menjadi media tumbuh biota laut termasuk kerang hijau.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019