"Western food enggak masalah, Japanese food enggak masalah, tapi ya seminggu sekali lah, jangan sampai dikonsumsi tiap hari," ujar Gibran ditemui dalam Jakarta Culinary Feastival di Jakarta, Minggu.
Alasannya, pemilik usaha kuliner martabak Markobar itu tidak ingin anaknya terbiasa dengan cita rasa makanan luar, dan melupakan makanan khas Indonesia.
"Yang namanya anak kalau terekspos makanan luar terus kan dia secara tidak sadar kan akan mengkonsumsi itu terus. Makanya, dari kecil itu anak-anak harus bangga dengan makanan asli Indonesia, dikonsumsi tiap hari," kata Gibran.
"Kalau anak kecil kita arahkan ke makanan yang berkuah, sayur, buah," lanjut dia.
Lebih lanjut, putra sulung presiden Joko Widodo itu juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki beraneka masakan dan minuman tradisional, juga jajanan pasar, hingga bermacam-macam jenis sambal.
Gibran juga menganggap banyaknya jumlah tempat makan franchise asing di berbagai pusat perbelanjaan membuat masyarakat secara tidak langsung melupakan makanan-makanan asli Indonesia.
"Jangan sampai kita ke mall minumnya Boba terus, Boba kan bukan asli Indonesia, kenapa enggak es doger, es kacang ijo, teh. Kita kan punya varian teh yang banyak, varian kopi yang banyak, makanya harus bangga dengan resep, dengan bahan baku asli Indonesia," ujar Gibran.
Selain Makobar, jauh sebelumnya, Gibran telah memiliki usaha katering yang diberi nama Chili Pari. Pada Juni 2019, Gibran bersama adiknya Kaesang Pangarep, chef Arnold Poernomo dan Randy Julius Kartadinata membuka usaha kuliner berkonsep rice bowl yang diberi nama Mangkokku.
Tak lama setelah itu, pada bulan Juli, Gibran membuka Goola, usaha kuliner minuman tradisional khas Indonesia, seperti Es Doger, Es Ketan Hitam dan Es Cincau dengan kemasan kekinian.
Baca juga: Waketum Gerindra dukung Gibran maju jadi calon wali kota Solo
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019