Dalam kesempatan itu Wapres JK mempertanyakan perkembangan pembangunan huntap serta pembebasan lahan di kawasan relokasi yang direncanakan akan dihuni pengungsi korban bencana gempa, tsunami dan likuefaksi dari Kelurahan Balaroa, Duyu maupun Lere.
"Ini bagaimana perkembangannya," tanya JK sambil menunjuk peta huntap di kawasan pembangunan Huntap Duyu.
Baca juga: Wapres JK tinjau perkembangan pemulihan pascabencana di Kota Palu
Ketua Satgas Penanggulangan Bencana Sulawesi Tengah Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto yang mendampingi Wapres JK menjelaskan jika di atas tanah seluas 38 hektare tersebut sedang dibangun 831 unit huntap dengan luas bangunan 36 meter persegi dengan ukuran kavling 150 meter persegi.
"Lahan land clearing dan land development 15,6 hektare dan lahan yang belum clear 23 hektare," sebutnya.
Meski begitu, ia memastikan lahan tersebut akan tetap dimanfaatkan untuk pembangunan huntap dan fasilitas sosial serta fasilitas umum sembari proses land clearing terhadap kawasan itu.
Baca juga: Wapres tinjau pengembangan rehabilitasi dan rekonstruksi Palu
"Di sini juga sudah ada sumber air bersihnya, debit airnya tujuh liter per detik. Kita upayakan pembangunan huntap untuk korban bencana di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala rampung pada 2020," ujarnya.
"Kami juga melakukan penghijauan di sini (kawasan relokasi dan Huntap Duyu) sesuai dengan permintaan Bapak Wapres. Kami mohon kesediaan bapak untuk secara simbolis menanam pohon di sini,"pintanya.
Wapres menyempatkan melihat kondisi salah huntap yang telah rampung dan menanam salah satu bibit pohon .
Baca juga: Wapres JK sebut investasi pembangkit listrik tenaga sampah lebih mahal
Baca juga: TNI-Polri amankan lokasi kunjungan Wapres di Petobo
Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019