• Beranda
  • Berita
  • Lima pengungsi kerusuhan Wamena jalani "trauma healing" di Trenggalek

Lima pengungsi kerusuhan Wamena jalani "trauma healing" di Trenggalek

7 Oktober 2019 13:52 WIB
Lima pengungsi kerusuhan Wamena jalani "trauma healing" di Trenggalek
pengungsi kerusuhan wamena, papua di Trenggalek (Ist)
Lima orang dari 69 pengungsi korban kerusuhan Wamena, Papua, yang masih sekeluarga asal Trenggalek, Jawa Timur, Senin menjalani layanan "trauma healing" di Dinas Sosial Kabupaten setempat guna pemulihan psikologis mereka dari bayang-bayang tindak kekerasan.

"Ya, ini bagian dari perawatan terhadap korban kerusuhan untuk menghilangkan (dampak) trauma," kata Kabag Protokol dan Rumah Tangga Setda Kabupaten Trenggalek, Triadi Atmono di Trenggalek, Senin.

Tak hanya terapi trauma healing atau pemulihan trauma dengan melibatkan psikiater, lima pengungsi yang baru tiba di kampung halaman mereka di Trenggalek sekitar pukul 01.30 WIB itu juga mendapat perawatan dan pemeriksaan lanjutan.

Hasilnya, salah seorang pengungsi yang juga kepala keluarga, Raukhani, dipastikan masih membutuhkan penanganan medis lanjutan akibat sakit yang dideritanya sejak kerusuhan Wamena terjadi.

Selain penanganan kesehatan, Pemerintah Kabupaten Trenggalek juga akan memfasilitasi terkait pendidikan anak-anak Rukhani agar tidak ketinggalan pelajaran bila nanti kembali ke Wamena ataupun bila menetap di Trenggalek.

"Ternyata kondisi Rukhani sendiri masih memerlukan perawatan lanjutan. Pagi ini Tim dari Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial akan melakukan pemeriksaan kesehatan lanjutan dan trauma healing untuk pemulihan trauma kepada para korban," ujar Triadi Atmono.

Selain penanganan kesehatan, Pemerintah Kabupaten Trenggalek juga akan memfasilitasi terkait pendidikan anak-anak Rukhani (dua anak Rukhani usia sekolah) , agar tidak ketinggalan pelajaran bila nanti kembali ke Wamena ataupun bila menetap di Trenggalek mereka sudah terfasilitasi nantinya.

Menurut penjelasan Triadi, total ada 69 warga asal Trenggalek, korban kerusuhan Wamena yang meminta untuk dipulangkan ke Trenggalek.

Dari jumlah itu, 22 orang di antaranya telah mendapatkan tiket pulang ke Trenggalek, dengan jadwal penerbangannya terbagi menjadi beberapa tahap hingga tanggal 13 Oktober 2019.

Gelombang pertama, lima orang sekeluarga telah diantarkan bertemu dengan keluarganya di Desa Sumber, Kecamatan Karangan, Trenggalek.

Rukhani sendiri merupakan korban kerusuhan di Wamena yang mengalami luka akibat benda tajam di kepala dan sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Jayapura, Papua.

"Mereka sudah tiba di Trenggalek sekitar pukul 01.30 WIB, dan kita antarkan langsung ke keluarganya di Desa Sumber Kecamatan Karangan," ujar Triadi.

Ikut menjemput para pengungsi ini Asisten Pemerintahan dan Kesra Sugeng Widodo, beberapa pejabat dan instansi terkait, camat serta kepala desa. (*)
Baca juga: Pemkab Trenggalek jemput lima pengungsi Wamena asal Trenggalek
Baca juga: Tujuh warga Banten dipulangkan dari Papua tiba di Serang
Baca juga: TNI AU siap fasilitasi pengungsi yang ingin kembali ke Wamena
 
Baca juga: Siswa menikmati bermain di hari pertama sekolah usai kerusuhan Wamena

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019